Sentimen
Negatif (61%)
14 Des 2022 : 18.42

Ungkap Alasan Softbank Batal Masuk IKN, Bahlil: Nggak Untung untuk Negara

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

14 Des 2022 : 18.42
Ungkap Alasan Softbank Batal Masuk IKN, Bahlil: Nggak Untung untuk Negara
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia buka-bukaan alasan SoftBank Corp batal investasi di IKN Nusantara Kalimantan Timur. Alasannya, pemerintah tidak sepakat syarat investasi dari Softbank.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali sudah bertemu dengan Founder dan CEO SoftBank Masayoshi Son. Sayangnya syarat yang diminta SoftBank jika berinvestasi di IKN disebut tidak menguntungkan bagi Indonesia.

"Tentang SoftBank, SoftBank ini Masayoshi sudah pernah ketemu Presiden dan berkali-kali saya sendiri ikut untuk mang-approach. Proposal yang ditawarkan menurut kami untung bagi dia, nggak untung untuk negara dan kami nggak mau didikte," kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/12/2022).

-

-

"Contohnya dia mau bangun IRR-nya ditentukan sendiri, nanti pemerintah tinggal sewa ke dia, nggak fair dong, nggak cincai dong," tambahnya.

Bahlil menyebut pemerintah mencari model investasi yang adil untuk masuk IKN. Artinya pengusaha untung, tetapi negara juga tidak dirugikan.

"Itu yang dalam bahasa saya nggak boleh pengusaha mengatur negara, (tapi) negara yang mengatur pengusaha. Juga negara nggak boleh semena-mena ke pengusaha, nggak boleh, karena kita saling membutuhkan," tuturnya.

Terkait investor di IKN, Bahlil menyebut saat ini sudah ada beberapa negara yang menyatakan komitmennya yakni Uni Emirat Arab (UEA), China, hingga beberapa negara Eropa.

"IKN ini investornya sudah ada. Dari UEA, dari China, dari beberapa negara Eropa, Taiwan, Korea Selatan, itu ada," bebernya.

Sebelumnya diberitakan SoftBank Corp akan berinvestasi US$ 100 miliar di IKN. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Januari 2020 silam.

"Jumat akan datang Masayoshi Son, dia mendesak saya terus, dia mau investasi sampai US$ 100 miliar. Menurut saya ini too good to be true," kata Luhut kala 2020 silam.

(aid/hns)

Sentimen: negatif (61.5%)