Sentimen
Negatif (99%)
14 Des 2022 : 15.18
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Tokoh Terkait

Mata Uang Asia Babak Belur, Kecuali Rupiah!

14 Des 2022 : 15.18 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Mata Uang Asia Babak Belur, Kecuali Rupiah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sukses menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Rabu (14/12/2022), setelah sentimen global membaik karena inflasi AS kembali melandai.

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah menguat 0,67% ke Rp 15.550/US$. Kemudian, rupiah terkoreksi lebih dalam menjadi 0,25% ke Rp 15.616/US$ pada pukul 11:00 WIB.

-

-

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) semalam telah merilis angka inflasi yang diukur dari Indeks Harga Konsumen (IHK) per November 2022 yang berada di 7,1% secara tahunan (yoy). Melandai dari bulan sebelumnya di 7,7% yoy. Hasil itu sekaligus menandai penurunan inflasi selama 5 bulan berturut-turut.

Angka inflasi tersebut juga berada di bawah konsensus analis Reuters dan Trading Economics yang memprediksikan angka inflasi akan berada di 7,3% secara tahunan.

Rilis data tersebut kian memperkuat bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya pada Mei 2022 silam di 9,1%.

Hal tersebut juga kian membuat sentimen global kondusif, sehingga mata uang di emerging market pun dapat menguat di pasar spot.

Sementara itu, investor global masih menantikan pengumuman FOMC yang dijadwalkan pada kamis pekan ini. Fed akan mengumumkan arah kebijakan moneternya.

Mengacu pada CME Group, sebanyak 83% analis memprediksikan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 bps. Lebih rendah dari kenaikan sebelumnya.

Ahli Strategi Mata Uang Commonwealth Bank of Australia (CBA) Carol Kong mengharapkan Ketua Fed Jerome Powell dapat memberikan pandangannya terhadap risiko pertumbuhan ekonomi kedepannya.

"Kami mengharapkan Ketua FOMC Powell pada konferensi persnya untuk berbicara tentang risiko pertumbuhan ekonomi serta kebutuhan untuk menurunkan inflasi ke target," tuturnya dikutip Reuters.

Di Asia, mayoritas mata uang di Asia masih ambrol. Hanya tiga mata uang yang sukses menguat di antaranya ringgit Malaysia, dolar Taiwan, dan Mata Uang Garuda.

Sementara, rupee India terkoreksi tajam sebesar 0,39% terhadap dolar AS. Kemudian disusul oleh yuan China yang melemah 0,23%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Rupiah Jadi Satu-satunya Kurs yang Melemah, Kenapa Nih?
(aaf/aaf)

Sentimen: negatif (99.8%)