JAKARTA - Bos Indomaret dan Alfamart masuk daftar 10 besar orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes. Bos Indomaret adalah Anthoni Salim, sementara Djoko Susanto pemilik Alfamart.
Anthoni Salim mempunyai harta kekayaan USD7,5 miliar atau setara Rp117 triliun (kurs Rp15.600 per USD). Anthoni Salim menduduki peringkat 5 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Baca Juga: Anthony Salim, Miliarder Berduit Rp77 Triliun di Balik Indomaret
Sementara Djoko Susanto menduduki peringkat 10 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia dengan harta kekayaan USD4,1 miliar atau Rp63,9 triliun. Jika dibandingkan, harta Anthoni Salim saat ini mengungguli Djoko Susanto.
Seperti dilansir Forbes, Jakarta, Rabu (14/12/2022), Anthoni Salim memimpin Grup Salim dengan berbagai bisnisnya seperti di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi dan energi.
Baca Juga: Kisah Pendiri Alfarmart Djoko Susanto, Berhasil Masuk Jadi 10 Orang Terkaya RI dengan Harta Rp63,9 Triliun
Salim juga menjabat sebagai CEO Indofood yang merupakan produsen mi instan terbesar di dunia. Indofood mencatatkan penjualan USD6,4 miliar.
Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!
Tidak hanya itu, gurita bisnis Grup Salim adalah memiliki saham perusahaan investasi First Pacific yang terdaftar di Hong Kong yang memiliki kepentingan di Indofood dan perusahaan telekomunikasi PLDT Filipina.
Anthoni Salim adalah anak bungsu dari tiga bersaudara mendiang Liem Sioe Liong, taipan yang selama puluhan tahun sangat dekat dengan Presiden Soeharto.
Pada tahun 2022, Grup Salim menginvestasikan USD1,6 miliar di perusahaan tambang batu bara Bumi Resources.
Salim merupakan bos Indomaret melalui perusahaan PT Indomarco Prismatama, yang dikonsolidasikan dalam PT Indoritel Makmur Internasional Tbk(DNET).
Sementara itu, Djoko Susanto adalah pendiri Alfamart yang memiliki lebih dari 19.000 minimarket di seluruh Indonesia dan lebih dari 1.200 toko di Filipina.
Anak keenam dari 10 bersaudara ini mulai mengelola warung makan sederhana orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta pada usia 17 tahun.
Dia kemudian bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna untuk membuka kios serupa dan kemudian menjadi minimarket.
Ketika Putera Sampoerna menjual bisnis rokoknya kepada Philip Morris pada tahun 2005, Susanto membeli bisnis retail tersebut dan mengembangkannya menjadi jaringan ritel Alfamart.
Pada Juni 2022, perusahaan membeli saham senilai USD30 juta di Bank Aladin Syariah yang menyediakan layanan keuangan sesuai syariah.