Sentimen
Negatif (93%)
13 Des 2022 : 22.58
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Belum Final Mau 50 Tahun atau 80 Tahun

14 Des 2022 : 05.58 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Belum Final Mau 50 Tahun atau 80 Tahun
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal permintaan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) memperpanjang konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari 50 tahun menjadi 80 tahun.

Luhut mengatakan perpanjangan konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung belum final.

"Kita kan belum final mau 50 tahunan (atau) mau 80 tahun, bedanya apa sih? Yang penting kan jalan," kata Luhut kepada wartawan usai acara Anugerah Bangga Buatan Indonesia (ABBI) 2022 di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2022).

-

-

Saat ini, kata Luhut, yang menjadi fokus pemerintah adalah terkait pelaksanaan operasional agar tidak molor lagi. Terakhir pemerintah mentargetkan Kereta Cepat Jakarta Bandung beroperasi Juni 2023.

Ditemui di tempat yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo merespons soal konsesi tersebut. Menurutnya royek infrastruktur dinilai butuh pengembalian yang panjang.

"Suatu proyek infrastruktur itu butuh pengembalian yang panjang kan. Kita melihat dengan konsesi yang sudah kita kembangkan sekarang itu saya rasa relevan. Panjangan cuma 80 tahun hingga nantinya secara traffic-nya juga mencapai titik yang optimal," jelasnya.

Meski begitu, pria yang akrab disapa Tiko itu menegaskan bahwa keputusan perpanjangan konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan kewenangan dari Kementerian Perhubungan.

"Itu kewenangan Pak Menhub," ucapnya.

Sebelumnya Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi meminta perpanjangan waktu konsesi atau izin operasi untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi 80 tahun. Pasalnya terdapat banyak perubahan situasi dan kondisi di lapangan yang membuat indikator investasi berubah.

"Kenapa KCIC meminta permohonan perpanjangan konsesi dari 50 tahun? Pertimbangan KCIC memang banyak situasi kondisi di lapangan yang berubah, jadi indikator investasi juga banyak berubah," papar Dwiyana kepada wartawan usai rapat dengan Komisi V DPR RI, Kamis (8/12/2022).

(aid/hns)

Sentimen: negatif (93.4%)