Sentimen
Negatif (99%)
12 Des 2022 : 15.08
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Pandemi Covid-19 Membuat Banyak Orang Depresi, Berikut 4 Langkah Pencegahan Depresi

12 Des 2022 : 22.08 Views 1

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Metropolitan

Pandemi Covid-19 Membuat Banyak Orang Depresi, Berikut 4 Langkah Pencegahan Depresi

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang telah mengubah beberapa aspek kehidupan, termasuk social distancing, karantina dan isolasi diri, beraktivitas di rumah, ternyata berdampak pada timbulnya depresi. Dampaknya pun luar biasa, dimana depresi ini mendorong seseorang untuk bunuh diri.

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr. Eva Suryani, SpKJ mengatakan, bahwa berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), kasus depresi saat Covid-19 mencapai 50 persen, sementara untuk kasusnya yang memilih bunuh diri lebih tinggi.

“Depresi berdasarkan hasil diperhimpunan dokter spesialis kejiwaan yang melakukan survei dengan kuisioner dan didapati, ada masalah depresi lebih dari 50 persen, alias 72,9 persen mengalami depresi, dan separuhnya itu ingin lakukan bunuh diri sekitar 85,1 persen," jelas dr. Eva Suryani dalam webinar Johnson & Johnson Indonesia, Yuk Kenali Depresi, The Great Blue Sea of Depression, Sabtu (10/12/2022).

Eva menegaskan, kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan dapat dipulihkan ataupun diobati.

Tanpa pengobatan, penyakit dan gangguan jiwa dapat mempengaruhi hubungan individu dengan keluarga dan teman-teman mereka, karir profesional dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

kasus depresi saat Covid-19
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr. Eva Suryani, SpKJ saat memaparkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), bahwa kasus depresi saat Covid-19 mencapai 50 persen, sementara untuk kasusnya yang memilih bunuh diri lebih tinggi. Hal itu ia sampaikan saat webinar Johnson & Johnson Indonesia, Yuk Kenali Depresi, The Great Blue Sea of Depression, Sabtu (10/12/2022).

“Orang yang menderita depresi dapat menghadapi konsekuensi yang berbahaya dan bahkan fatal karena hampir tidak mungkin mereka mampu menghadapi depresi sendirian,” ucapnya.

Eva menjelaskan, bahwa gejala gangguan depresi bukan sekedar perasaan sedih saja, tapi merupakan gangguan mood disertai lima tau lebih gejala lain yang berlangsung selama dua minggu, seperti rasa sedih yang terus menerus, pesimis, rasa tidak berdaya, gampang tersinggung, insomnia, sulit makan, menarik diri hingga melakukan usaha untuk bunuh diri.

“Maka, apabila Anda atau keluarga atau teman Anda mengalami gejala-gejala tersebut dan dugaan menderita gangguan depresi mayor, terutama bila ada niat untuk melukai diri sendiri dan atau bunuh diri, maka sangat disarankan untuk segera berkonsultasi pada tenaga kesehatan jiwa profesional, seperti psikiater, dokter umum, atau psikolog,” ujar Eva.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat setiap tahun 703.000 lakukan orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang melakukan percobaan bunuh diri. 

Maka dari itu, lanjut Eva, perlu ada upaya dari diri sendiri untuk melakukan pencegahan agar terhindar dari depresi.

Ada empat langkah pencegahan depresi bisa diterapkan dalam diri masing-masing. yakni;

1. Self Awareness (Kesadaran diri), pentingnya untuk kenali karakter sendiri, kekuatan dan kelemahan, dan personal value dan tujuan hidupmu.

2. Self Worth (hargai diri), perlu menjadi diri sendiri, tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain dan melihat kebahagiaan dari hal sederhana.

3. Self Esteem (kepercayaan diri), mencoba lakukan sesuatu tanpa takut salah ataupun dikomentari orang lain, dan manfaatkan setiap kesempatan yang ada tanpa ragu.

Sentimen: negatif (99.9%)