JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di BUMN Pangan seperti Bulog menipis.
Sehingga dia menyebut untuk memenuhi konsumsi dalam negeri maka diperlukan impor beras untuk menjaga setidaknya hingga musim panen padi tahun depan.
"Impor beras betul, kita tadinya tidak ada yang ingin impor beras, tapi harga beras naik maka kita harus beli (impor)," ujar Mendag saat ditemui di Kantornya, Kamis (8/12/2022).
Namun, Kementerian Pertanian mengklaim bahwa produksi beras dalam negeri saat ini tersedia sekitar 600 ribu ton yang tersebar di 2.200 penggilingan seluruh Indonesia dan siap diserap Bulog.
Dirangkum Okezone, Senin (12/12/2022), berikut fakta kondisi beras di Indonesia:
1. RI Putuskan Impor Beras
Mendag akhirnya telah menandatangani surat izin impor beras sebanyak 500 ribu ton.
Dengan demikian, Bulog dapat mendatangkan beras kapan pun saat diperlukan.
"Saya sudah taken surat perintah dari Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), dari Bulog meminta agar segera diizinkan impor, maka saya sudah beri izin untuk impor datangkan beras sebanyak 500 ribu ton kapan pun diperlukan, sekarang sudah dipesan, karena Bulog pelaksananya," ujar Mendag saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (7/12/2022).
2. Data Beras Sempat Surplus
Mendag juga menyebut kalau sempat menolak rapat dua kali untuk membahas ini.
Pasalnya, menurut data Kementerian Pertanian stok beras surplus.
"Rapat dua kali saya tolak, karena datanya surplus," ucapnya.
Namun, setelah Ratas (Rapat Terbatas) dengan Kementerian dan Lembaga pangan terkait yang di pimpin Presiden langsung, di paparkan bahwa kondisi pasokan beras di Perum Bulog sudah sangat menipis.
Sementara, Perum Bulog diminta untuk menyiapkan beras sebanyak 1,2 juta ton hingga akhir tahun.
Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!
3. Mentan Klaim Produktivitas Beras Tinggi Tahun Ini
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersikeras tidak ada permasalahan dengan produktivitas beras saat ini.
Bahkan, dia mengklaim produktivitas beras tahun ini tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Pernyataan Syahrul justru bertolak belakang dengan kapasitas atau jumlah serapan yang dilakukan Perum Bulog.
Di mana, stok beras yang diserap hingga akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 300.000 ton.
"Ini merupakan produktivitas paling tinggi selama Indonesia ada. Tanya BPS (Badan Pusat Statistik)," ungkap Syahrul saat ditemui seusai Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).
4. Data Beras dari BPS
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam raker dan RDP bersama Komisi IV, disebutkan Indonesia tahun ini surplus beras 1,7 juta ton.
Namun, provinsi yang mengalami surplus hanya 12 provinsi saja, sementara sisanya defisit beras.
Di lain sisi, pemerintah telah menugaskan Bulog melakukan impor beras sebesar 500.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam waktu tertentu.
Hanya saja Bulog memperkirakan impor beras medium hingga akhir Desember 2022 hanya mencapai 200.000 ton.
5. Bulog Geram
Perum Bulog mengingatkan agar pihak tertentu tidak bermain-main dengan cadangan beras dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas memberi peringatan ini setelah serapan beras BUMN Pangan itu tak sesuai target.
Dia berharap tidak ada upaya atau kesengajaan membuat kekacauan pangan di Tanah Air.
Karena perkara ini akan berujung pada pemberontakan atau subversif.
"Kita jangan bermain masalah perut, ini kan rawan, sama anggota komisi IV juga jangan- jangan bisa subversif, jangan ada unsur kesengajaan tiba-tiba untuk sengaja biar ini masalah pangan chaos," ujarnya.
6. Bulog Curigai Ada Masalah
Buwas mengatakan ada indikasi permasalahan dibalik rendahnya serapan beras saat ini. Kecurigaan tersebut dinilai harus diusut secara hukum.
Indikasi tersebut disampaikan saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI.
Buwas tidak merinci indikasi atau kecurigaan yang dimaksud, misalnya praktik penimbunan beras. Hanya saja dia menekan adanya permasalahan krusial di sektor hulu atau penggilingan.
"Kalau terus didiamkan dengan tidak secara hukum, ini akan diulangi lagi, percaya sama saya. Ini juga jangan sampai jadi masalah terus yang berlarut-larut," kata dia.
Menurutnya, pengungkapan perkara utama minimnya serapan besar saat ini tidak bertujuan mencari kesalahan pihak tertentu, namun untuk kepentingan bersama. Pasalnya, beras sebagai komoditi primer masyarakat.
"Sekali lagi bukan mencari kesalahan, ini untuk kebaikan dan kebenaran," tegasnya.
7. Beras Impor Siap Banjiri Pasar
Buwas memastikan beras medium yang diimpor akan dijual murah di pasaran.
Untuk jumlah beras yang diimpor pada Desember tahun ini mencapai 200.000 ton dari total yang disepakati pemerintah yakni 500.000 ton.
Adapun harga beras medium di pasaran yang diserap dari penggilingan dalam negeri sebesar medium Rp9.200 – Rp9.700 per kilogram (kg). Buwas menyebut pihaknya akan menjual di bawah harga Rp9.000 per kg.
"Yang jelas harganya lebih murah dari beras medium yang ada di Indonesia," pungkasnya.