Sentimen
Positif (96%)
12 Des 2022 : 02.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gambir, Cideng

Rusak Saluran Air dan Tutup Trotoar, Pembangunan Loksem JP 47 di Cideng Dapat Penolakan Warga

12 Des 2022 : 09.03 Views 1

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Metropolitan

Rusak Saluran Air dan Tutup Trotoar, Pembangunan Loksem JP 47 di Cideng Dapat Penolakan Warga

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR – Warga RT 11 RW 06, Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, menolak pembangunan lokasi sementara (loksem) JP 47 milik Suku Dinas (Sudin) UMKM Jakarta Pusat

Salah satu warga, Timothy mengatakan, pembangunan itu adalah proyek liar, sebab menggunakan uang rakyat untuk mendirikan bangunan permanen di atas badan jalan dan saluran air.

"Pembangunan tersebut jelas merusak badan jalan dan saluran air, yang jelas merusak tatanan kota. Apa layak seperti itu?" ujar Timothy saat dihubungi wartawan, Minggu (11/12/2022).

Timothy mengatakan, pihaknya tak menolak kehadiran pelaku UMKM untuk mencari nafkah. Hanya saja, pembangunan loksem tersebut tidak sesuai, lantaran menutup trotoar untuk pejalan kaki.

"Kami tidak anti UMKM, tetapi kerjakanlah sesuai dengan yang pantas, tidak menjadi permanen. Lokasi sementara kok dibangun permanen?" ujar Timothy.

Lebih lanjut, Timothy mengatakan, sejak awal warga telah mengajukan surat penolakan tersebut kepada kelurahan, kecamatan, hingga Wali Kota Jakarta Pusat. Namun, tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Tolak Penggusuran, Sejumlah Poster Hiasi Tiap Sudut Bangunan di SDN Pondok Cina 1

Oleh karena itu, kata Timothy, pihaknya menggunakan akun sosial media, untuk menyuarakan keluh kesahnya. Sehingga, direspon oleh anggota DPRD DKI Jakarta.

"Kami menggunakan sosial media yaitu Instagram dan Twitter @bangunanliarjkt, sehingga direspon DPRD DKI Jakarta," kata Timothy.

Hasilnya, para anggota dewan tersebut menyarankan supaya dikembalikan ke fungsi semula.

"Tapi hasilnya? terus dikebut dan diabaikan. Kalau anggota dewan aja diabaikan, bagaimana rakyat," tegas Timothy. 

Sementara itu, Ketua RT 11, Susanto Solichin mengatakan, sejak awal pihaknya tak dilibatkan dalam musyawarah apapun bersama Pemkot Jakarta Pusat.

"Pembohongan publik itu (diajak musyawarah). Enggak ada pembicaraan di awal ataupun musyawarah. Jangankan ke warga, ke saya yang sudah tujuh periode jadi ketua RT juga enggak," tegas Susanto.

Baca juga: Putri Delina Tetap Mesra dengan Nathalie Holscher, Gendong hingga Terharu Melihat Adzam Tumbuh Sehat

Susanto mengaku, Pemkot Jakarta Pusat menjanjikan akan memperbaiki pelaksanaan teknisnya. Namun, nyatanya hanya sebatas omongan saja. 

Kemudian, Susanto memaparkan beberapa kesalahan teknis tersebut. Pertama, proyek loksem dibangun lebih tinggi 20 sampai 30 sentimeter di atas badan jalan.

Sentimen: positif (96.6%)