JAKARTA - Industri dalam negeri didorong untuk pengembangan industri berbasis halal agar masuk ke pasar global dan mengisi kebutuhan produk halal global.
“Potensi ini yang kami kejar khususnya untuk produk halal ekspor. Industri kita tidak boleh ketinggalan karenanya kami lakukan inisiatif untuk dorong industri yang masuk ke pasar global untuk mengisi demand produk halal global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (11/12/2202).
Hal ini dikatakan Agus dalam Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2022 yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia tersebut sebagai apresiasi kepada industri yang telah berkontribusi dalam memperkuat ekosistem industri halal di Indonesia.
Berdasarkan data The Global Islamic Economy Indicator in the State of Global Islamic Economy (SGIE) Report, indikator ekonomi syariah terus membaik dan di tahun 2022 Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirate Arab.
"Peringkat tersebut lebih baik dibandingkan tahun 2018 yang saat itu masih di peringkat 10. Di laporan yang sama, Indonesia adalah negara konsumen produk halal terbesar di dunia dan mencakup 11,34% dari pengeluaran halal global,” ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Oleh karena itu, menurut Menko, pengembangan industri berbasis halal menjadi penting dan Indonesia mengekspor sekitar USD46,7 miliar USD, antara lain makanan, fashion, farmasi dan kosmetik.
“Dengan impor produk halal sebesar USD14,5 miliar sehingga di sektor halal ini Indonesia surplus USD32,2 miliar,” jelas Menko.
Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!