YOGYAKARTA - Kelompok musik Metiyem dari Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta mengadakan gelar karya seni musik etnis dengan gaya baru. Acara ini berlangsung di Pendhapa Ajiyasa Jogja Nasional Museum (JNM) Sabtu (10/12/2022) petang.
Acara tersebut dibuka oleh Marsekal Pertama TNI, dr. Mukti Arja Berlian. Dalam kesempatan itu, Marsekal Mukti Arja turut memberikan apresiasi tinggi terhadap karya musik yang telah diciptakan, terlebih ini merupakan karya anak-anak muda yang harus didukung.
"Saya mendengarkan musik dari Metiyem (pertama kali) secara pribadi sangat mengapresiasi bahwa yang pertama ini adalah karya anak-anak muda yang harus kita support," ucap Marsekal Mukti Arja, Sabtu.
Selain itu, dia melanjutkan, nama Metiyem merupakan bahasa Bali kuno yang berarti merpati balap. Menurutnya, merpati jenis ini adalah merpati yang bisa terbang tinggi hingga menembus awan, turun dengan cepat dan tepat sehingga selalu bisa menjadi pemenang.
"Ini sangat art sekali, karena memiliki makna filosofi yang sangat dalam," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa pada era revolusi industri 4.0 ini Indonesia sudah tertinggal dari negara-negara lainnya. Ia menyebut bahwa bangsa lain sudah mencapai pada revolusi industri 6.0 di mana Indonesia sudah tertinggal 2 dekade.
Baca juga: Viki Maintrova, Wisudawan Viral dengan Gaya Nyentrik Bak Super Model
"Indonesia dinilai mampu untuk mencapai revolusi industri 6.0 di tahun 2034. Kita sudah tertinggal sangat jauh dengan teknologi yang ada saat ini," ujarnya.
Akan tetapi, dengan hadirnya generasi-generasi muda, ketertinggalan itu bisa dikejar lebih cepat. Menurutnya, generasi saat ini yang sering disebut generasi millenial memiliki suatu karakter, kemampuan yang hebat, sehingga bisa menjadi tumpuan untuk memajukan Indonesia.
"Gen Z ini memiliki pemikiran yang berbeda, sangat kritis, memiliki lingkungan dengan teknologi yang sangat tinggi. Yang saya harapkan anak-anak muda ini mampu membawa nama Indonesia mendunia dan saya yakin itu bisa," katanya.