Sentimen
Negatif (79%)
10 Des 2022 : 17.59
Tokoh Terkait

Rusia Pertimbangkan Potong Produksi Minyak

10 Des 2022 : 17.59 Views 3

Republika.co.id Republika.co.id Jenis Media: Ekonomi

Rusia Pertimbangkan Potong Produksi Minyak

Rusia merupakan eksportir minyak terbesar kedua dunia setelah Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia yang merupakan pengekspor energi terbesar di dunia menyatakan dapat memangkas produksi minyaknya. Rusia menguasai pangsa pengekspor minyak terbesar kedua dunia setelah Arab Saudi dan pengekspor gas terbesar.

Ia mengatakan Rusia memiliki perjanjian produksi dengan anggota lain dari klub produsen minyak OPEC+, jadi langkah drastis seperti itu masih mungkin terjadi. Rusia sedang mempertimbangkan hal ini dan belum ada solusi.

Putin mengatakan langkah konkret akan dituangkan dalam surat keputusan dari presiden Rusia yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. "Kami akan berpikir, mungkin, bahkan tentang kemungkinan, jika perlu ... pengurangan produksi," kata Presiden Rusia Vladimir Putin, dilansir Reuters, Jumat (9/12/2022).

Ia juga menyatakan akan menolak menjual minyak ke negara mana pun yang memberlakukan batasan harga yang ia sebut bodoh. Kelompok Tujuh negara besar, Uni Eropa dan Australia pekan lalu menyetujui batas harga 60 dolar AS per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia.

"Mengenai reaksi kami, saya telah mengatakan bahwa kami tidak akan menjual ke negara-negara yang membuat keputusan seperti itu," kata Putin kepada wartawan di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek.

Kepala Kremlin tersebut memperingatkan bahwa upaya Barat untuk memaksakan batas harga akan menyebabkan keruntuhan industri minyak global. Ini kemudian bisa menyebabkan kenaikan harga yang dahsyat.

Ini akan menyebabkan runtuhnya industri  karena konsumen akan selalu bersikeras bahwa harganya lebih rendah. Industri sudah kekurangan investasi dan kekurangan dana.

"Jika kita hanya mendengarkan konsumen, maka investasi ini akan berkurang ke nol, ini adalah proposal yang bodoh, salah dan ceroboh," katanya.

 

sumber : Reuters

Sentimen: negatif (79.8%)