Sentimen
Positif (100%)
10 Des 2022 : 07.25
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Tokoh Terkait

12 Fakta Rupiah Digital dan Perbedaan dengan Uang Tunai : Okezone Economy

10 Des 2022 : 07.25 Views 1

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Ekonomi

12 Fakta Rupiah Digital dan Perbedaan dengan Uang Tunai : Okezone Economy

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) meluncurkan Rupiah digital. Hal ini dilakukan bank sentral dalam menyikapi perkembangan uang yang pesat di berbagai belahan dunia.

Dengan begitu BI meluncurkan Proyek Garuda sebagai white paper conceptual design digital rupiah.

Berikut ini fakta-fakta menarik terkait Rupiah digital yang berhasil dirangkum Okezone, Sabtu (10/12/2022):

1. Rupiah Digital dengan Fisik

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Proyek Garuda, sebagai white paper digital Rupiah memiliki sejumlah perbedaan dibandingkan wujud uang fisiknya.

Baca Juga: 3 Alat Pembayaran yang Sah di Indonesia

Pertama, semua fitur yang ada di uang Rupiah fisik, baik itu gambar pahlawan dan lainnya ada di dalam digital Rupiah.

2. Fitur Terenkripsi

Di dalam digital Rupiah, semua fitur ini telah terenkripsi, baik itu coding NKRI hingga fitur-fitur kekayaan Indonesia.

"Yang tahu enkripsinya cuma Bank Indonesia. Ini sudah encrypted semua, itu yang disebut digital Rupiah, sehingga di Indonesia, ada tiga jenis alat pembayaran," ujar Perry dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA : Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital secara virtual di Jakarta, Senin, 5 Desember 2022.

3. Alat Pembayaran yang Sah

Perry menegaskan bahwa digital rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia.

Baca Juga: Ini Cara Pakai Uang Rupiah Digital, Transaksi Serba Sat Set

"Jadi, satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia adalah digital rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Bentuknya adalah coding-coding yang semuanya encrypted, hanya Bank Indonesia yang tahu," tegasnya lagi.

4. Memiliki Tim Khusus

Perry menyebut bahwa di BI ada tim khusus, tidak sembarangan.

Sehingga, tiga alat pembayaran tersebut, yang pertama uang fisik, kedua kartu debit/kredit berbasis rekening dan ketiga adalah digital Rupiah.

5. Sebagai Unif of Account

Kedua, fungsi dari digital rupiah pun sama dengan uang fisik, yaitu menjadi unit of account.

Sehingga nanti juga satu digital rupiah bisa untuk membeli barang beberapa unit, termasuk juga kalau antar negara.

"Satu digital rupiah nanti kursnya berapa untuk digital dollar. Semuanya nanti dalam dunia digital," ungkap Perry.

Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!

6. Sebagai Store of Value

Ketiga, digital rupiah juga bisa berfungsi sebagai store of value.

Bisa ada di dalam rekening bank digital, bisa di dalam e-wallet atau wallet digital.

"Selama ini menggunakan uang elektronik yang dimasukkan ke bank, kalau digital Rupiah ada wallet digitalnya, nanti ke depannya akan ada," lanjut Perry.

"Jadi ke depannya akan ada rekening kita biasa itu, dan juga ada rekening digital. Ada uang elektronik di e-wallet kita selama ini, tapi ada juga wallet yang digital," tandas Perry.

7. Tidak Ada yang Sah Selain Rupiah Digital

Perry mengungkapkan bahwa ada tiga alasan penting di balik penerbitan rupiah digital.

"Satu, karena BI adalah satu-satunya lembaga negara sesuai undang-undang yang berwenang mengeluarkan digital currency sebagai alat pembayaran digital yang sah, yaitu digital rupiah," ujar Perry.

Perry mengatakan bahwa alat pembayaran digital lainnya selain rupiah digital tidak sah.

8. BI Ingin Melayani Masyarakat

Alasan kedua, karena BI ingin melayani masyarakat.

"BI ingin melayani masyarakat karena sekarang masyarakat kita secara demografi ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran kertas. Ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran berbasis rekening seperti menggunakan kartu, tetapi anak-anak kita, kawan-kawan kita, 60% milenial di BI, di Indonesia juga sekitar 60% didominasi milennial, apalagi anak-anak cucu kita, mereka anak-anak kita itu memerlukan alat pembayaran digital yang sah," paparnya.

Sehingga, BI sebagai satu-satunya bank sentral di Indonesia melayani masyarakat yang membutuhkan tiga jenis alat pembayaran sah tersebut.

9. Digitalisasi untuk Kerjasama Internasional

Adapun alasan BI mengeluarkan CBDC yang disebut digital rupiah adalah agar Indonesia tetap bisa menjalankan kerja sama internasional.

Karena ke depannya, ada konversi atau exchange rate digital rupiah dengan digital dolar, digital euro, hingga sigital Malaysia ringgit.

"Itu yang terus kita kembangkan," pungkas Perry.

10. Tiga Prasyarat Pengembangan Rupiah Digital

Ada tiga prasyarat pula dalam pengembangan Digital Rupiah ini.

Desain konseptual sebagai prasyarat pertama.

"Kedua, adalah prasyarat interkonektivitas infrastrukturnya. Ketiga, adalah pilihan platform teknologinya, tidak hanya kompatibel di Indonesia tapi juga di luar negeri," ucap Perry.

Dalam desain central bank digital currency (CBDC) di berbagai belahan dunia, ada yang berperan sebagai wholesaler, ada yang distribusional dan retailer.

11. Wholesaler CBDC Digital Rupiah

BI akan memulai terlebih dahulu dengan wholesaler CBDC digital rupiah.

"Para pemain besar, baik perbankan maupun non bank yang giat dalam pelayanan jasa sistem pembayaran akan kita pilih, siapa yang layak menjadi distributor digital rupiah. Jadi BI akan membangun khazanah digital rupiah. Isinya adalah platform teknologi, kita tidak akan bilang dimana dan seberapa besar, itu rahasia, isinya coding-coding digital rupiah," tegas Perry.

12. Disambungkan kePemain Besar

Khazanah ini, sebut Perry, yang kemudian akan disambungkan dengan pemain-pemain besar bank maupun non bank yang disebut wholesaler dan distributor.

Dari khazanah digital rupiah dengan masing-masing distributor dan wholesaler ini, akan disambungkan dengan blockchain atau distributed ledger technology (DLT).

Sentimen: positif (100%)