JAKARTA – Impor beras medium hingga akhir Desember 2022 hanya mencapai 200.000 ton. Impor beras masih di bawah target yang telah ditetapkan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) sebesar 500.000 ton.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan, negara-negara sebagai produsen beras sudah melakukan pembatasan. Bahkan Buwas menyebut ada negara yang membatalkan impor yang sudah disepakati sebelumnya.
Karena itu, dia pesimis bila serapan 500.000 ton beras impor akan terealisasi sepenuhnya hingga akhir tahun ini.
"Yang diputuskan dalam rakortas itu 500.000 ton harusnya sampai Desember ini, kita mendatangkan 500.000 ton, tapi sangat tidak mungkin, jadi yang paling mungkin dengan segala upaya daya paling hebatnya 200.000 ton," ungkap Buwas saat ditemui di gedung DPR RI, Rabu (7/12/2022).
Akibat pembatas negara produsen beras pada bulan ini, maka opsi impor kemungkinan dilanjutkan pada awal tahun 2023. Hanya saja, Bulog melihat situasi atau masa panen di dalam negeri.
Artinya, bila periodesasi panen mulai dilakukan pada awal Januari-Februari 2023, maka sisa stok beras yang diimpor tak lagi dilanjutkan. Sebaliknya, bila panen berlaku pada Maret, maka impor beras untuk memenuhi target 500.000 ton tetap dilakukan.
Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut Bersama Lifebuoy dan MNC Peduli Tengah Berlangsung!