Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Washington, Stockholm
Tokoh Terkait
China Bantah Klaim Pentagon soal Kepemilikan 1.500 Hulu Ledak Nuklir pada 2035
Kumparan.com Jenis Media: News
Pihaknya menilai klaim tersebut sebagai gertakan dan sebuah spekulasi yang tidak adil.
Sanggahan ini disampaikan langsung oleh Kementerian Pertahanan China, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (6/12). Menanggapi laporan Pentagon, Beijing menyebut bahwa Washington telah mengada-ada dan menebak secara tidak masuk akal tentang modernisasi program nuklir negaranya.
“Amerika Serikat harus merefleksikan kebijakan nuklirnya sendiri, terutama karena memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari Reuters.
Beijing menekankan, justru selama ini Washington adalah pihak yang selalu menggebu-gebu dalam mengembangkan program nuklirnya dan berusaha melakukan proliferasi nuklir melalui kemitraan di bidang keamanannya dengan Inggris dan Australia.
Dengan kata lain, melalui kerja sama di bidang keamanan itulah Washington mengepakkan program nuklirnya dengan negara-negara lain yang belum memiliki kekuatan itu — atau negara yang belum cukup kuat kekuatan nuklirnya.
Dalam pernyataan tersebut, Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa pengembangan nuklir di negaranya adalah sebuah strategi pertahanan diri yang tidak bertujuan untuk merugikan pihak atau negara lain.
“Harus ditekankan bahwa China dengan tegas mengejar strategi nuklir pertahanan diri, selalu mematuhi kebijakan untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir kapan saja atau dalam keadaan apa pun, dan mempertahankan kekuatan nuklirnya pada tingkat terendah yang diperlukan oleh keamanan nasional,” sambung pernyataan itu.
Proyeksi Pentagon soal Program Nuklir China
Sebelumnya, pada akhir November lalu Pentagon merilis sebuah laporan tahunan terkait aktivitas militer China.
Laporan Pentagon menyebutkan, China diperkirakan akan memiliki 1.500 hulu ledak nuklir pada 2035 berdasarkan laju pengembangan nuklir Beijing yang sedang dilakukan saat ini dan jika terus dikembangkan.
Proyeksi tersebut tidak memperlihatkan bukti bahwa China telah mempercepat laju pengembangan hulu ledak nuklirnya yang memang semula sudah cepat. Tetapi, angka tersebut menggarisbawahi kekhawatiran AS soal niat China yang ingin memperluas persenjataan nuklirnya.
“Mereka [China] memiliki pengembangan cepat yang terlalu besar untuk dirahasiakan,” ungkap salah satu pejabat senior Pentagon, seperti dikutip dari Reuters.
“Ini memang menimbulkan pertanyaan tentang apakah mereka semacam bergeser dari strategi yang didasarkan pada apa yang mereka sebut sebagai penangkal yang menawarkan sedikit substansi dan efektif,” sambung dia.
Laporan yang berfokus pada aktivitas militer China pada 2021 tersebut menyebut bahwa saat ini Negeri Tirai Bambu memiliki persediaan lebih dari 400 hulu ledak nuklir. Sementara di sisi lain, AS memiliki kekuatan nuklir yang jauh lebih kuat dibandingkan China.
Menurut pantauan lembaga think-tank berbasis di Swedia, Stockholm Peace Research Institute (SIPRI), Washington sendiri saat ini memiliki persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir — yang mana 1.740 di antaranya telah dikerahkan sebelumnya.
Menyinggung hal tersebut, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa justru AS yang merupakan pembuat kegaduhan dalam hal keamanan global.
“Amerika Serikat telah mengipasi api untuk kepentingannya sendiri, menciptakan perpecahan dan konfrontasi di dunia, dan membawa kekacauan dan bencana ke mana pun ia pergi,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan China.
Sentimen: netral (84.2%)