Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tokoh Terkait
IHSG Ambruk 1% Lebih, Gara-Gara Apa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (6/12/2022).
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambruk 1,36% ke posisi 6.892,57. IHSG pun menjebol ke bawah level psikologis 7.000 dan 6.900 pada hari ini.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 30 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 122 saham menguat, 461 saham melemah dan 123 saham stagnan.
Beberapa saham berkapitalisasi pasar besar menjadi pemberat gerak IHSG pada hari ini. Adapun saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini.
Saham TLKM memberatkan IHSG hingga mencapai 29.688 indeks poin. Sedangkan saham GOTO juga memberatkan indeks hingga 15.750 indeks poin.
Dari pergerakannya, saham TLKM ditutup ambles 6,25% ke posisi harga Rp 3.600/unit, sedangkan saham GOTO ditutup ambrol 6,5% menjadi Rp 115/unit. Bahkan, saham TLKM pun nyaris menyentuh batas auto reject bawah (ARB). Sedangkan saham GOTO sudah menyentuh ARB sejak pembukaan perdagangan.
Belum diketahui secara pasti penyebab amblesnya saham TLKM hingga menyentuh ARB pada hari ini. Tetapi, ada sedikit tanda tanya dikalangan investor terkait adanya kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) di TLKM.
Sebelumnya pada kuartal III-2022, TLKM mengalami kerugian Rp 3,06 triliun yang dicatat sebagai kerugian yang belum direalisasi (unrealized loss) dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Sementara di saham GOTO, sudah 7 hari menyentuh zona ARB. Saham GOTO sendiri terus mencatatkan koreksi parah setelah periode lock up berakhir pada 30 November lalu.
Selain karena koreksi besar saham-saham berkapitalisasi pasar, IHSG terkoreksi karena faktor eksternal, di mana investor kembali khawatir jika bank sentral Amerika Serikat (AS) bakal kembali agresif, setelah data tenaga kerja dan data aktivitas jasa masih terpantau cukup baik.
Survei Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa PMI sektor jasa melompat ke 56,5 pada November 2022. Nilai tersebut jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 53,3 ataupun 54,4 yang tercatat pada Oktober 2022.
Sebanyak 13 sektor jasa di AS tumbuh pesat, termasuk sektor konstruksi, kesehatan, dan perdagangan eceran. Tiga sektor terkontraksi yakni informasi, managemen perusahaan dan sektor jasa pendukung.
Lonjakan PMI sektor jasa ini menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kencang sehingga inflasi terancam masih tinggi. Kondisi ini tentu saja tidak diinginkan pelaku pasar karena bisa membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempertahankan kebijakan agresifnya.
Membaiknya data PMI sektor jasa menegaskan sinyal jika laju ekonomi AS masih kencang sehingga inflasi masih 'panas'. Sehari sebelumnya, data tenaga kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) juga menunjukan hasil yang di luar ekspektasi pasar.
AS melaporkan tambahan tenaga kerja mencapai 263.000 pada November 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 200.000.
Membaiknya dua data tersebut bisa membuat The Fed berbalik arah. Pelonggaran kebijakan moneter yang diharapkan pelaku pasar juga makin jauh.
Seperti diketahui, Chairman The Fed, Jerome Powell pekan lalu mengisyaratkan untuk menaikkan kebijakan suku bunga secara moderat. Pelaku pasar pun meyakini jika The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada 14-15 Desember mendatang.
The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 375 bp menjadi 3,75-4,0% pada tahun ini, termasuk kenaikan sebesar 75 bp masing-masing pada empat pertemuan terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah(chd/chd)
Sentimen: negatif (79.5%)