Sentimen
Negatif (98%)
6 Des 2022 : 14.09
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Shanghai

Kasus: covid-19, Zona Hijau

Bursa Asia Berakhir Cerah, Sayang KOSPI-IHSG Engga Ikutan

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

6 Des 2022 : 14.09
Bursa Asia Berakhir Cerah, Sayang KOSPI-IHSG Engga Ikutan

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (5/12/2022) awal pekan ini, setelah adanya pelonggaran kecil pembatasan wilayah (lockdown) terkait Covid-19 di beberapa kota di China.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup naik 0,15% ke posisi 27.820,4, Hang Seng Hong Kong meroket 4,51% ke 19.518,29, Shanghai Composite China melonjak 1,76% ke 3.211,81, Straits Times Singapura menguat 0,26%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,33% menjadi 7.325,6.

Sedangkan untuk indeks KOSPI Korea Selatan ditutup melemah 0,62% ke posisi 2.419,32 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,46% menjadi 6.987,33.

-

-

Dari China, data aktivitas jasa pada periode November 2022 dilaporkan kembali berkontraksi dan lebih rendah dari prediksi pasar.

Aktivitas jasa yang tergambarkan pada purchasing manager's index (PMI) versi Caixin turun menjadi 46,7, dari sebelumnya pada Oktober lalu di angka 48,4.

Angka ini juga lebih rendah dari ekspektasi pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan PMI jasa China pada bulan lalu turun menjadi 47. Hal ini menandakan bahwa sektor jasa China juga masih berkontraksi.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

"Tingkat penurunan secara keseluruhan solid, tetapi tetap lebih lemah dari penurunan yang terlihat selama gelombang besar kasus Covid-19 sebelumnya dari Maret hingga Mei," kata Caixin dalam siaran persnya.

"Upaya untuk mengekang penyebaran Covid-19 di tengah peningkatan signifikan dalam jumlah kasus dalam beberapa pekan terakhir, membebani operasi bisnis sektor jasa dan permintaan pelanggan di seluruh China selama November," tambahnya.

Seperti diketahui, China sempat digoyang protes langka pada pekan lalu. Aksi turun ke jalan terjadi di beberapa kota di China, termasuk Beijing, memprotes kebijakan zero Covid.

Wall Street Journal pun melaporkan bagaimana demo juga menuntut penguasa, Xi Jinping turun. Ini disebabkan aturan penguncian (lockdown) di negeri itu.

Menyusul demo, otoritas di sejumlah wilayah China mulai mengendurkan kebijakan pembatasan mereka, termasuk Shenzen dan Beijing. Kedua kota tersebut kini menghapus kewajiban tes negatif Covid untuk menggunakan transportasi umum.

Jika semakin banyak kota yang memperlonggar pembatasan, maka ini akan menjadi faktor positif karena bisa menggerakkan ekonomi China lebih cepat.

Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik cenderung optimis meski dari Amerika Serikat (AS), data ketenagakerjaan dilaporkan membaik.

AS melaporkan tambahan lapangan kerja untuk non-pertanian (non-farm payroll/NFP) pada November 2022 mencapai 263.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 200.000. Masih kencangnya tenaga kerja AS menjadi kekhawatiran karena The Fed bisa kembali menaikkan secara bunga secara agresif.

Padahal, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell pada pekan lalu mengisyaratkan akan melakukan moderasi kenaikan suku bunga. Powell sudah menyatakan laju kenaikan suku bunga bisa dikendurkan bulan ini.

Artinya suku bunga mungkin akan dinaikkan 50 basis poin (bp) menjadi 4,25% - 4,5%, tidak lagi 75 basis poin.

Meski demikian, The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga hingga awal tahun depan. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, suku bunga The Fed diperkirakan berada di kisaran 5% - 5,25% pada Mei 2023.

Artinya masih akan sangat tinggi, menyamai tahun 2007 silam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih... Bursa Asia Loyo Lagi
(chd/chd)

Sentimen: negatif (98.8%)