Sabda Jay Powell Jadi Propelan Meroketnya Harga Emas
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot pekan ini terbang ke level tertingginya selama hampir lima bulan lebih dan tercatat sempat merangkak naik ke level US$ 1.800.
Torehan tersebut terjadi pada perdagangan hari Kamis (1/12) - tertinggi sejak 4 Juli 2022, sebelum mengakhiri pekan di US$ 1797,80 per troy ons atau menguat 2,37% dalam sepekan secara point-to-point.
Lonjakan harga emas ditopang oleh ambruknya dolar Amerika Serikat (AS), melandainya yield surat utang pemerintah AS, serta harapan pelonggaran kebijakan Covid-1 di China.
Indeks dolar ditutup pada posisi 104,506 pada perdagangan Jumat (2/12). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 30 Juni atau lebih dari lima bulan.
Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun berada di posisi 3,701 atau terendah dalam sebulan terakhir. Pelemahan dolar AS membuat emas semakin murah sehingga lebih terjangkau dan menari.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya yield surat utang AS akan membuat emas kembali menarik.
Anjloknya dolar AS dan kembali bersinarnya emas merupakan imbas positif dari pernyataan petinggi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve. Chairman The Fed Jerome Powell pada Rabu pekan ini mengatakan ada peluang untuk menaikkan suku bunga acuan lebih kecil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Sebagai catatan, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps dalam lima pertemuan sebelumnya.
"Kita lihat ada pernyataan dovish dari The Fed dan ini menopang pergerakan emas. Ada tren kenaikan ke depan," tutur analis Kitco Metals Jim Wyckoff, dikutip dari Reuters.
Sentimen positif lain datang dari China. Setelah digoyang protes terkait kebijakan zero Covid nya, otoritas Guangzhou melonggarkan kebijakan pembatasan.
Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan juga mengisyaratkan pelonggaran pembatasan. Dikutip dari South China Morning Post, Chunlan mengatakan jika sifat patogenik Omicron sudah melemah.
Pelonggaran kebijakan di China akan berdampak besar terhadap pergerakan emas mengingat China adalah negara importir emas terbesar di dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Hati-hati! Dolar AS Sedang Perkasa, Emas Babak Belur
(fsd/fsd)
Sentimen: positif (99.9%)