ASAL-USUL penerapan teknologi VAR di Piala Dunia beserta kontroversinya menarik untuk dibahas. Sebab, penerapan teknologi VAR ini di dunia sepakbola kerap mengundang pro dan kontra.
Ya, perkembangan dunia sepakbola tak hanya berkaitan tentang skill pemain maupun fasilitas di lapangan. Ada juga peran teknologi di dalamnya yang memberi pengaruh terhadap permainan.
Salah satu perkembangan teknologi yang digunakan dalam dunia sepakbola sampai saat ini adalah VAR atau Video Assistant Referee. Ini merupakan teknologi kamera video yang digunakan untuk membantu wasit agar memimpin laga dengan tertib dan adil sesuai peraturan.
VAR sendiri pertama kali diterapkan pada Piala Dunia 2018. Setelah itu, penggunaannya berlanjut ke ajang-ajang lainnya, termasuk di Piala Dunia 2022 yang sedang berlangsung di Qatar ini.
BACA JUGA: 3 Pencapaian Indonesia di Sepanjang Sejarah Piala Dunia, Nomor 1 Perwakilan Asia Pertama
Penggunaan VAR sendiri tak lepas dari kontroversi. Ada yang benar-benar mendukung peran VAR di lapangan karena dipandang memberi manfaat, ada juga yang mengkritik keras karena merasa dirugikan.
Sorotan lebih atas penggunaan VAR sendiri turut terjadi di Piala Dunia 2022. Salah satunya dalam laga Timnas Jepang vs Spanyol dalam laga terakhir Grup E Piala Dunia 2022 yang digelar pada Jumat (2/12/2022) dini hari WIB.
Tepatnya, terjadi kontroversi atas gol kedua Timnas Jepang yang dicetak oleh Ao Tanaka. Proses gol ini jadi sorotan karena bola yang ditendang Kaoru Mitoma dianggap sudah keluar garis lapangan. Tetapi, VAR ternyata tetap menyatakan bola masih aktif.
Dalam tayangan ulang, bagian bawah bola tampak sudah keluar garis. Namun, bagian sisi bola lainnya dianggap masih menyentuh garis lapangan, meski sangat tipis. Alhasil, gol itu disahkan, Jepang pun menang atas Spanyol dengan skor 2-1.
Lalu, bagaimana asal-usul dan kontroversi teknologi VAR di Piala Dunia? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan Okezone berikut ini.
Asal-usul Penerapan Teknologi VAR di Piala Dunia Beserta Kontroversinya
Asal-usul Penerapan Teknologi VAR di Piala Dunia
Soal asal-usul VAR, teknologi ini dirancang pada 2010. Perancangan VAR dilakukan dalam proyek Wasit 2.0 Belanda.
VAR pun pertama kali diujicobakan pada 2012 di Liga Belanda. Teknologi ini pun dipergunakan secara luas pada 2018 di Piala Dunia yang berlangsung di Rusia.
Uji coba penggunaan teknologi VAR tak langsung berjalan mulus. Sejumlah perubahan aturan pernah dilakukan, salah satunya mengubah aturan yang mengizinkan pemutaran ulang video selama pertandingan.
Perubahan aturan itu disampaikan oleh Asosiasi Sepakbola Belanda. Mereka meminta Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) mengizinkan pemutaran ulang video selama pertandingan.
Tentu saja, ada tujuan khusus dalam pengajuan permintaan itu. Sempat ditolak FIFA, permintaan Asosiasi Sepakbola Belanda akhirnya mendapat lampu hijau dari Presiden FIFA, Gianni Infantino.