PMI Manufaktur Indonesia Turun, Bos BKF Tak Khawatir
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta - Gerak sektor manufaktur Indonesia melambat. Tercermin dari tingkat Tingkat Purchasing Managers’ Index (PMI) yang turun jadi 50,3 di November 2022 dari 51,8 di Oktober 2022.
Meski begitu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, ekspansi sektor manufaktur nasional masih terjaga dalam 15 bulan berturut-turut.
Permintaan dalam negeri diindikasi masih cukup kuat, sebagaimana ditunjukkan oleh stabilitas konsumsi dalam negeri hingga saat ini. Selain itu, pembukaan lapangan kerja juga masih ekspansif dan diharapkan dapat konsisten.
“Sektor manufaktur yang masih ekspansif hingga saat ini merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesinambungan pemulihan ekonomi dalam negeri di tengah kenaikan risiko dan ketidakpastian perekonomian global,” tutur Febrio dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (1/12).
Dia melanjutkan, pelemahan PMI manufaktur tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara juga mengalami kondisi serupa, bahkan ada yang mengalami kontraksi.
Semisal Vietnam pada November PMI manufakturnya di level 47,4 dari posisi (Oktober di level 50,6). Begitu juga dengan Jepang di November berada di level 49,0 dari posisi Oktober 50,7.
Beberapa negara lain juga belum berhasil keluar dari zona kontraksi, seperti Myanmar 44,6 (Oktober 45,7) dan Malaysia 47,9 (Oktober 48,7).
Febrio mengatakan secara keseluruhan, optimisme dunia usaha masih terjaga. Tercermin dari terus stabilnya kondisi pandemi serta pemulihan permintaan yang terus menguat.
"Meskipun sebagian responden mulai mengantisipasi risiko gejolak ekonomi global," pungkasnya.
Sentimen: positif (78%)