Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Tokoh Terkait
Sri Mulyani Yakini Ekonomi Indonesia Cerah di 2023, Begini Caranya
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2022 mencapai 5,72 persen (year on year/yoy). Sedangkan jika dihitung secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 1,81 persen. Sejumlah pihak meyakini pertumbuhan ini masih terus berlanjut sampai akhir tahun dan juga beberapa tahun ke depan.
Keyakinan tersebut juga diungkap oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia sangat yakin ekonomi Indonesia di 2023 tumbuh 4,5 persen hingga 5,3 persen. Kemudian di 2024 terus meningkat hingga 5,5 persen. Keyakinan ini tidak terhalang dengan adanya risiko resesi global tahun depan.
"Pertumbuhannya akan cukup baik 4,5 persen - 5,3 persen pada 2023 dan meningkat 4,7 persen - 5,5 persen pada 2024," kata Perry dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022).
Selain itu, tingkat inflasi akan kembali pada sasarannya yakni 2-4 persen di tahun 2023. Kemudian di tahun 2024 kembali terkendali di kisaran 2,5 persen.
"Inflasi yang masih sangat tinggi sekarang akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen pada dan 2,5 plus minus 1 persen pada 2024," katanya.
Tak hanya itu, dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diproyeksi terus membaik. Diperkirakan dalam 5 tahun ke depan ekonomi Indonesia mampu tumbuh hingg 5,8 persen.
"Dalam jangka menengah pertumbuhan ekonomi dapat meningkat 5 persen sampai 5,8 persen pada 2027," kata dia.
Dari sisi inflasinya, Bos BI ini optimis tingkat inflasi bisa terkendali di angka 2,5 persen plus minus 1 persen. Asalkan ketahanan eksternal semakin kuat.
"Inflasi rendah 2,5 plus minus 1 persen, (dengan) ketahanan eksternal semakin kuat," kata dia.
Optimisme tersebut bisa tercapai dengan sinergi erat antara subsidi energi pemerintah, kenaikan suku bunga acuan bank sentral, stabilitas rupiah. Termasuk koordinasi tim pengendalian inflasi pusat dan daerah serta adanya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
Sentimen: negatif (57.1%)