Sentimen
Negatif (100%)
30 Nov 2022 : 12.53
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cianjur

Tokoh Terkait

Tidur di Atas Sawah Usai Gempa, Pengungsi Cianjur Mati Kedinginan

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Metropolitan

30 Nov 2022 : 12.53
Tidur di Atas Sawah Usai Gempa, Pengungsi Cianjur Mati Kedinginan

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tidur dalam keadaan kedinginan, seorang pengungsi tenda korban gempa Cianjur, Iis Salsiah (62), warga Kampung Cijati RT 02/07, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, meninggal dunia di tenda pengungsian.

Dikutip dari TribunJabar, menurut keterangan keluarga, Iis langsung drop setelah terjadi gempa pertama karena syok melihat rumahnya ambruk. Ia langsung ikut mengungsi di tenda yang didirikan di lahan sawah belakang permukiman warga.

Sebelum terjadi gempa memang Iis sudah menderita sakit diabetes. Kemudian, Iis pun ikut mengungsi di tenda yang terbuat dari terpal seadanya.

Naas, saat tidur berhari-hari di dalam tenda, kondisi kesehatan Iis Langsung ngedrop.

Kepada keluarga, Iis sempat mengeluh kedinginan tidur di tenda karena bantuan selimut saat itu masih minim.

Cuaca di daerah Kampung Cijati, Cianjur selalu berubah siang panas, sore hujan, dan malam terkadang sangat dingin.

Hari ketiga di pengungsian, Rabu (23/11/2022), kondisi Iis terus memburuk.

Ia sempat dibawa ke rumah sakit dan layanan kesehatan. Namun karena penuh dengan korban luka berat, akhirnya Iis pun dibawa kembali ke tenda pengungsian dan meninggal dunia.

"Kondisinya ngedrop setelah hari pertama gempa, ia ketakutan karena rumahnya ambruk, hari kedua dan ketiga terus ngedrop, hingga tak tertolong dan meninggal dunia," ujar adik almarhumah, Ika Sartika (38).

Baca juga: Atalia: Dua Pengungsi Korban Gempa Cianjur Meninggal Kedinginan, Selimut dan Air Bersih Mendesak

Ika membenarkan jika kakaknya tersebut sering kedinginan karena tidur di sawah, apalagi setelah diguyur hujan yang membuat lahan sawah menjadi basah.

"Sebelumnya memang punya darah tinggi dan gula juga," katanya yang menyebut bahwa hari ini keluarga akan menggelar tahlilan tujuh hari.

Ibu RT 02, Yanti, mengatakan ada sembilan tenda darurat yang didirikan di pesawahan belakang permukiman warga di wilayahnya.

Ia mengatakan, saat ini warga mulai banyak diserang gejala panas dalam seperti tenggorokan kering dan radang.

Hal tersebut diduga karena siang hari suasana di persawahan sangat panas dari dalam tenda.

"Warga mulai mengeluh tenggorokan sakit dan radang, saya juga sama ini merasakan," ujarnya sambil memegang leher.

Yanti mengatakan, di wilayahnya ada 94 rumah mengalami rusak ringan sampai rusak berat akibat gempa.

"Saat ini warga butuh obat sakit tenggorokan, tapi kalau mau ada yang menyumbang apa saja kami terima," katanya. (Ferri Amiril Mukminin)

 

Sentimen: negatif (100%)