Higher for Longer Sepertinya Bakal Pukul Rupiah Lagi
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar yang menanti kejelasan apakah bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya membuat rupiah melemah lagi Senin kemarin.
Melansir data Refinitiv, rupiah melemah 0,32% ke Rp 15.720/US$, dan berisiko kembali tertekan pada perdagangan Selasa (29/11/2022).
Bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan suku bunga lagi pada pertengahan bulan depan. Pasar melihat The Fed kali ini akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin.
Presiden Fed James Bullard dan John Williams mengingatkan inflasi masih jauh di atas target The Fed sehingga suku bunga tinggi masih akan bertahan hingga 2024.
Kemungkinan suku bunga tinggi bertahan lama juga diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Fenomena ini disebut sebagai kebijakan higher for longer.
Semakin lama suku bunga tinggi ditahan, tekanan bagi rupiah tentunya bisa lebih lama, apalagi jika BI tidak mengimbangi kenaikan suku bunga The Fed.
Secara teknikal, area Rp 15.450/US$ terbukti menjadi support kuat yang menahan penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR.
Ketika menguat Jumat (11/11/2022) lalu, rupiah hanya mampu menguji saja, dan gagal melewatinya. Setelahnya rupiah berbalik merosot 5 hari beruntun pada pekan lalu.
Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2% dan menjadi 'gerbang keterpurukan' bagi rupiah, selama tertahan di atasnya.
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rupiah sebelumnya terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).
Indikator Stochastic pada grafik harian sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv
Stochastic pada grafik 1 jam, yang digunakan memperkirakan pergerakan harian, juga berada di wilayah jenuh jual.
Resisten terdekat berada di kisaran Rp 15.750/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 15.800/US$.
Sementara selama tertahan di bawah resisten, ada peluang rupiah untuk menguat. Support berada di kisaran Rp 15.700/US$. Jika ditembus konsisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.670/US$ - Rp 15.650/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Dolar Makin Perkasa, Rupiah Terkapar ke Atas Rp 15.000/USD
(pap/pap)
Sentimen: negatif (99.6%)