Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Shanghai
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Bursa Asia Dibuka Cenderung Bervariasi, Hang Seng Melesat
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Selasa (29/11/2022), di mana investor masih memantau gejolak akibat kebijakan pembatasan wilayah (lockdown)Covid-19 di China.
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melesat 1,54%, Shanghai Composite China menguat 0,63%, dan Straits Times Singapura bertambah 0,48%.
Sedangkan untuk indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melemah 0,61%, ASX 200 Australia terkoreksi 0,28%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,2%.
Investor masih memantau kondisi di China, di mana demonstrasi yang pecah di China daratan selama akhir pekan lalu karena orang-orang melampiaskan rasa frustasi mereka dengan kebijakan non-Covid atau Zero Covid di Beijing.
Pemerintah daerah di China memperketat kontrol Covid-19 ketika kasus melonjak, meskipun awal bulan ini Beijing telah melakukan beberapa penyesuaian kebijakan yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan dibuka kembali.
Per Minggu lalu, China melaporkan 40.052 kasus lokal baru Covid-19, di mana 3.748 diantaranya bergejala dan 36.304 tidak bergejala. Kondisi pandemi Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan membuat pemerintah China terus memberlakukan kebijakan Zero Covid.
Alhasil, investor khawatir bahwa ketegangan tersebut akan berdampak kepada ekonomi China. Maklum saja, China merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, saat kerusuhan terjadi dan berdampak pada roda bisnis, maka negara lain akan terkena dampaknya.
Ekonomi China memiliki kontribusi mencapai 18,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) global pada 2021 yang sebesar US$ 96,3 triliun, mengalahkan Amerika Serikat (AS). Ini membuat kesehatan ekonomi negeri Tirai Bambu itu menjadi penting bagi seluruh negara di dunia.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam pada hari ini terjadi di tengah amblesnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Senin kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,45%, S&P 500 ambrol 1,54%, dan Nasdaq Composite ambruk 1,58%.
Perkembangan bergema di seluruh pasar global dalam perdagangan kemarin, di mana harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) secara singkat turun ke harga terendah sejak Desember lalu.
Di lain sisi, pengamat pasar memperkirakan lebih banyak volatilitas ke depan karena investor mencerna serangkaian data ekonomi yang akan datang akhir pekan ini, yang akan memberikan informasi lebih lanjut tentang keadaan ekonomi AS.
Rilis utama termasuk indeks pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) pada Kamis dan rilis laporan penggajian AS periode November yang dijadwalkan pada Jumat mendatang.
Investor juga akan menantikan pidato dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell untuk mencari petunjuk tentang seperti apa kenaikan suku bunga di masa depan karena Fed terus berusaha untuk menurunkan angka inflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih... Bursa Asia Loyo Lagi
(chd/chd)
Sentimen: negatif (93.9%)