Ilmuwan Sanggah soal Minum 8 Gelas Air Sehari Terkait Kematian Bruce Lee
Detik.com Jenis Media: Tekno
Jakarta -
Sejumlah peneliti menduga, aktor dan seniman bela diri Bruce Lee meninggal karena terlalu banyak minum air. Ilmuwan kemudian melakukan studi tentang asupan air harian manusia.
Sekilas tentang kasus kematian Bruce Lee, pada tahun 1973, aktor tersebut meninggal mendadak pada usia 32 tahun karena pembengkakan otak.
"Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi ginjal: ketidakmampuan mengeluarkan cukup air untuk mempertahankan homeostasis air, yaitu terutama fungsi tubular," kata beberapa peneliti.
Hal ini, menurut para peneliti, menyebabkan hiponatremia, edema serebral, dan kematian dalam hitungan jam jika kelebihan asupan air tidak diimbangi dengan ekskresi air dalam urin, yang sejalan dengan waktu meninggalnya Bruce Lee.
Pada saat itu, dokter memutuskan bahwa pembengkakan otak Bruce Lee disebabkan oleh obat penghilang rasa sakit, sementara yang lain berspekulasi dia dibunuh oleh gangster China.
Terkait hal ini, ilmuwan melakukan studi yang menyanggah anjuran yang kalian sering dengar, yakni agar orang minum 2 liter air atau setara delapan gelas air setiap hari. Dikutip dari Express, ilmuwan mengklaim bahwa anjuran ini berlebihan.
Mereka mencatat bahwa pedoman yang mematuhi kebijakan "satu ukuran untuk semua", dapat mengakibatkan jutaan liter air terbuang percuma setiap hari.
Menurut para peneliti, sekitar setengah dari asupan air harian kita berasal dari makanan. Artinya, ilmuwan telah menyimpulkan asupan air harian yang direkomendasikan adalah antara 1,3 dan 1,8 liter, bukan dua.
Anjuran 8 Gelas Sehari Tidak Ilmiah
Yosuke Yamada dari National Institute of Biomedical Innovation, Health and Nutrition di Jepang mengatakan, rekomendasi asupan air untuk tubuh saat ini sama sekali tidak didukung secara ilmiah.
"Sebagian besar ilmuwan tidak yakin dari mana rekomendasi ini berasal," ujarnya.
Studi sebelumnya tentang masalah ini menggunakan ukuran sampel yang kecil. Dalam studi baru ini, 90 ilmuwan di seluruh dunia berkolaborasi untuk mengukur pergantian air dan asupan air dalam tubuh.
Para peneliti menilai 5.604 individu dari 23 negara yang berusia antara delapan hari hingga 96 tahun. Eksperimen tersebut meneliti orang-orang meminum air dalam jumlah tertentu yang mengandung deuterium, unsur yang secara alami ditemukan di dalam tubuh.
Mereka mengukur seberapa cepat unsur tersebut menghilang dari tubuh dan oleh karena itu seberapa cepat pergantian air yang terjadi di tubuh manusia.
Hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menyimpulkan bahwa orang-orang di iklim yang lebih hangat, dataran tinggi, atlet, wanita hamil dan menyusui, membutuhkan lebih banyak air karena pergantian yang lebih tinggi.
Profesor John Speakman mengklarifikasi bahwa pergantian dan kebutuhan tidak sama dan bahkan jika seorang pria berusia 20-an memiliki pergantian air rata-rata 4,2 liter per hari, dia tidak perlu minum 4,2 liter air setiap hari.
"Sekitar 15 persen dari nilai ini mencerminkan pertukaran air permukaan dan air yang dihasilkan dari metabolisme," lanjutnya.
Asupan air yang dibutuhkan sebenarnya sekitar 3,6 liter per hari. Karena sebagian besar makanan juga mengandung air. Sejumlah besar air di tubuh, disediakan hanya dengan makan.
"Studi ini menunjukkan bahwa anjuran umum bahwa kita semua harus minum delapan gelas air mungkin terlalu tinggi untuk kebanyakan orang dalam kebanyakan situasi," ujarnya.
Para peneliti juga menyebutkan, jumlah air yang harus diminum orang per hari tergantung pada makanan apa yang mereka makan setiap hari.
Makanan dan minuman seperti sup, teh, kopi, minuman bersoda, dan jus buah semuanya diperhitungkan dalam asupan air harian seseorang.
"Penelitian ini adalah yang terbaik yang kami lakukan sejauh ini untuk mengukur berapa banyak air yang sebenarnya dikonsumsi orang setiap hari," kata para peneliti.
Simak Video "Gambaran Mengerikan Wujud Manusia di Tahun 3000"
[-]
(rns/rns)
Sentimen: netral (49.2%)