Sentimen
Negatif (93%)
25 Nov 2022 : 13.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

'Emak' Facebook Buka-Bukaan Skandal, Bawa-Bawa Militer AS

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

25 Nov 2022 : 13.04
'Emak' Facebook Buka-Bukaan Skandal, Bawa-Bawa Militer AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Meta, yang merupakan induk dari Facebook, membuka skandal baru. Ini bahkan membawa militer Amerika Serikat (AS).

Perusahaan teknologi itu menyebut individu yang terkait dengan militer Paman Sam melakukan sebuah "kampanye propaganda online". Hal ini dimuat BBC mengutip laporan Meta terbaru, pekan ini.

"Kampanye tersebut adalah operasi propaganda rahasia pro-AS besar pertama yang dilakukan oleh sebuah perusahaan teknologi besar," kata peneliti independen pada Agustus dalam laporan itu yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (25/11/2022).

-

-

"Itu mendukung AS dan sekutunya, sementara menentang negara-negara seperti Rusia, Cina dan Iran," tambahnya.

Di Facebook misalnya, setidaknya ada 39 akun, 16 halaman, dan dua grup dihapus. Di Instagram ada 26 akun.

"Karena melanggar kebijakan platform terhadap "perilaku tidak autentik terkoordinasi ... Jaringan ini berasal dari Amerika Serikat," tulis Meta.

Fokus dari kampanye tersebut menyasar sejumlah negara-negara. Termasuk Afghanistan, Aljazair, Iran, Irak, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Somalia, Suriah, Tajikistan, Uzbekistan dan Yaman.

"Mencerminkan taktik yang biasa digunakan dalam kampanye propaganda melawan Barat, termasuk persona palsu," tamah laporan itu lagi.

"Akun yang menargetkan Iran telah mengkritik otoritas Iran dan kebijakan mereka dan memposting tentang isu-isu seperti hak-hak perempuan," kata para peneliti dalam laporan itu.

Dikatakan pula Beberapa dari mereka yang mendukung AS berpura-pura sebagai outlet media independen. Beberapa juga telah mencoba untuk memberikan konten dari outlet yang sah, seperti BBC News Russian, sebagai milik mereka.

"Operasi juga berjalan di banyak layanan internet, termasuk Twitter, YouTube, Telegram, VKontakte dan Odnoklassniki," tambahnya lapora tersebut.

"Meskipun orang-orang di balik operasi ini berusaha menyembunyikan identitas dan koordinasi mereka, penyelidikan kami menemukan kaitan dengan individu yang terkait dengan militer AS," tambah laporan lagi.

Pengumuman Meta mengkonfirmasi laporan sebelumnya oleh Washington Post. Sumber mengatakan kepada surat kabar soal kekhawatirannya atas operasi itu telah membuat Pentagon menyelesaikan "audit menyeluruh" tentang bagaimana militer AS melakukan perang informasi rahasia.

Departemen Pertahanan AS sendiri mengonfirmasi laporan Meta. Kepada media yang sama, Pentagon menyebut "mengetahui laporan yang diterbitkan".

"Saat ini, kami tidak memiliki komentar lebih lanjut atas laporan tersebut atau tindakan potensial yang dapat diambil oleh departemen sebagai akibat dari laporan tersebut," jawab militer AS.

Sementara itu, Redaktur Pelaksana Digital Forensic Research Lab Atlantic Council, Andy Carvin, mengatakan kampanye ini tidak efektif. Itu kontraproduktif bagi negara demokrasi karena berlawanan dengan prinsip pelaksanaan demokrasi.

"Bahkan, ini menjadi taktik yang sama yang digunakan oleh negara musuh dan Anda semakin mengikis kepercayaan publik," ujarnya mengomentari laporan itu.


[-]

-

Mark Zuckerberg Sebut Induk Facebook akan Masuki Masa Sulit
(sef/sef)

Sentimen: negatif (93.9%)