JAKARTA - Pemerintah kalah atas gugatan ekspor nikel melawan Eropa di World Trade Organization (WTO). Dinamika ini disinyalir akan mempengaruhi pelaku pasar di bursa saham seiring RI mengajukan banding.
Analis PT Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat efeknya masih kecil untuk pasar Indonesia karena kedepannya prospek kendaraan listrik akan sangat berkembang.
"Seperti kita ketahui nikel merupakan salah satu komponen untuk pembuatan baterai listrik untuk keperluan mobil listrik, sepertinya memang kedepannya nikel permintaannya akan naik karena di G20 mendukung Indonesia menghapus subsidi bahan bakar," jelas Andhika dalam segmen Market Buzz Power Breakfast IDX, Rabu (23/11/2022).
Adapun hal ini jelas mendukung pemerintah untuk beralih ke green energy. Diketahui pergerakan harga nikel saat ini rebound hingga USD18.000 per ton bahkan sempat menyentuh USD30.400.
"Memang ini menjadi salah satu sentimen positif untuk pergerakan saham nikel karena menguatnya harga komoditas nikel dan tadi malam harga nikel menguat 4,42% ditutup di level USD26.220 per ton," ungkap Andhika.
Untuk investor pasar modal, saham berbasis nikel ini perlu dicermati. Secara teknikal, lanjut Andhika, saham-saham berbasis nikel sangat menarik untuk dilakukan buy atau pembelian.
Baca Juga: Saatnya Anak Muda Bangkit Bersama untuk Indonesia Bersama Astra