Sentimen
Informasi Tambahan
Club Olahraga: Chelsea
Event: Perang Dunia II
Hewan: Babi
Tokoh Terkait
Si Tajir Rusia Abramovich, Jual Klub Chelsea dan Titip Kapal di Turki
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNN Indonesia --
Orang awam berpikir, tidur orang-orang terkaya di dunia pasti lah nyenyak. Makan pun enak. Tapi tidak demikian ceritanya dengan Roman Abramovich, salah satu taipan Rusia yang menjadi orang terkaya ke-142 di dunia versi Forbes.
Di tengah gencatan senjata prajurit Pemerintahan Presiden Vladimir Putin, Abramovich terpaksa merelakan klub sepak bola Chelsea dan menyandarkan kapal pesiar mewahnya (yacht) di Turki.
Aksi itu dilakukannya di tengah hujan sanksi AS dan negara sekutunya, Uni Eropa, imbas invasi militer Rusia ke Ukraina. Alih-alih tidur nyenyak, kepala Abramovich mungkin mau pecah akibat kebijakan sita aset oleh pemerintah sejumlah negara terhadap oligarki Rusia, tak terkecuali aset Abramovich yang banyak tersebar di Inggris, AS, hingga Eropa.
Siapa sebenarnya Abramovich dan bagaimana ia menggemukkan pundi-pundinya selama ini?
Pria kelahiran 24 Oktober 1966 silam itu adalah miliarder sekaligus politisi Rusia. Forbes mencatat kekayaannya mencapai US$7,1 miliar atau setara Rp101 triliun (kurs Rp14.360 per dolar AS).
Total kekayaan pria yang memegang kewarganegaraan Israel dan Portugis itu sekaligus menjadikannya sebagai orang terkaya kedua di Israel, dan ke-11 di negara asalnya, Rusia.
Kekayaan Abramovich itu tersebar melalui saham di raksasa baja Evraz, Norilsk Nickel, termasuk sebagian besar kepemilikan klub sepak bola Chelsea di Inggris.
Tidak hanya itu, ia juga memiliki kapal pesiar terbesar kedua di dunia bernama Eclipse setinggi 533 kaki yang dibelinya seharga US$400 juta atau sekitar Rp5,7 triliun pada 2010 lalu.
Boleh dibilang, Abramovich menjadi kaya lewat jalur 'beruntung.' Tak seperti kebanyakan orang terkaya di dunia lainnya yang bekerja banting tulang mengumpulkan harta, Abramovich tajir melintir setelah membeli aset milik negara jauh di bawah harga pasar usai runtuhnya Uni Soviet dalam program privatisasi.
Abramovich mengenal dunia bisnis saat dinas militer. Ia pertama kali bekerja sebagai pedagang kayu, gula, hingga bahan makanan. Ia juga sempat beralih profesi menjadi mekanik pabrik lokal. Dari sana, kekayaannya cepat menyebar, mulai dari konglomerat minyak ke peternakan babi.
Namun, bergelimang harta tak menghilangkan nasib pahit Abramovich sebagai anak yatim piatu, bahkan sebelum usianya genap empat tahun. Dia dibesarkan oleh kerabat keluarga dan melewati masa mudanya di utara Rusia sebagai ketua federasi komunitas Yahudi Rusia.
Keluarganya adalah keturunan Yahudi Ashkenazi. Sang ibu, Irina Vasilievna, seorang guru musik yang meninggal ketika Abramovich berusia satu tahun. Sementara ayahnya, Aron Arkady Abramovich Leibovich, sempat menjabat sebagai pejabat dewan komisi ekonomi.
Kakek dan nenek Abramovich, dari garis sang ibu, kelahiran Ukraina yang pergi meninggalkan negaranya saat Perang Dunia II. Sementara, kakek dan nenek dari garis sang ayah merupakan Yahudi Belarusia. Mereka tinggal di Belarusia dan pindah ke Lituania saat revolusi dimulai.
Abramovich telah menikah dan bercerai tiga kali. Dari pernikahan pertamanya, ia bercerai tanpa dikaruniai seorang anak. Dari pernikahan keduanya, ia mendapat lima orang anak; Ilya, Arina, Sofia, Arkadiy, dan Anna. Dari pernikahan ketiganya, ia mendapat dua anak; Aaron, dan Leah.
[-]
Dekat dengan Putin BACA HALAMAN BERIKUTNYA
Sentimen: negatif (65.3%)