Sentimen
Positif (99%)
22 Nov 2022 : 17.05
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Sasar UMKM, Grup Modalku Terjun ke Industri Multifinance

22 Nov 2022 : 17.05 Views 2

Republika.co.id Republika.co.id Jenis Media: Ekonomi

Sasar UMKM, Grup Modalku Terjun ke Industri Multifinance

Modalku Finance akan fokus pada pembiayaan di sektor produktif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Modalku mengumumkan ekspansi bisnisnya di industri multifinance. Untuk memperluas solusi pembiayaan, Grup Modalku mengakuisisi PT Buana Sejahtera Multidana yang berfokus pada pembiayaan multiguna sejak 2012. 

Setelah diakuisisi, PT Buana Sejahtera Multidana resmi berubah nama menjadi PT Modalku Finansial Indonesia atau Modalku Finance. Perubahan nama ini diikuti dengan perubahan kepemilikan saham dengan Grup Modalku menjadi pemegang saham mayoritas.

Langkah untuk masuk ke industri multifinance merupakan strategi manajemen demi mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dan mendukung lebih banyak UKM di Indonesia. Ke depan, Modalku Finance akan fokus pada pembiayaan di sektor produktif. 

Co-Founder Modalku, Reynold Wijaya, mengatakan, seiring berjalannya waktu, kebutuhan serta ekspektasi konsumen terhadap akses pendanaan semakin beragam. Modalku Finance diharapkan dapat menjangkau aksesibilitas pasar yang lebih luas.

"Modalku Finance menghadirkan berbagai produk yang lebih variatif dengan limit modal usaha yang lebih tinggi, serta opsi pendanaan yang lebih banyak, seperti dari bank, pinjaman luar negeri, penerbitan surat utang jangka menengah, ataupun obligasi," kata Reynold, Selasa (22/11/2022).

Reynold mengakui, industri multifinance sempat mengalami tren penurunan terutama pada masa pandemi Covid-19. Kondisi ini menyebabkan piutang pembiayaan terus menurun. 

Namun, memasuki 2022, OJK mencatatkan nilai outstanding piutang pembiayaan multifinance pada Agustus 2022 meningkat 8,57 persen menjadi sebesar Rp 389,54 triliun. Hal ini membuktikan adanya tren peningkatan pada industri multifinance.

President Director Modalku Finance, Steven Gunawan, berterima kasih kepada OJK dan seluruh pemangku kepentingan yang telah membantu segala proses yang dilalui dalam memasuki industri multifinance. Pasalnya, masuk ke industri multifinance sudah menjadi impian Grup Modalku sejak lama. 

"Kami sangat berharap hadirnya Modalku Finance dapat menghadirkan solusi pembiayaan dalam sektor produktif berupa produk yang dapat berguna untuk membiayai aktivitas permodalan bagi perusahaan seperti pembelian bahan baku, pembiayaan piutang usaha, serta peningkatan kapasitas produksi usaha," kata Steven.

Adapun kriteria UKM yang dapat memanfaatkan pembiayaan yang disediakan Modalku Finance adalah UKM yang berbadan hukum (PT/CV). Selain itu, UKM tersebut setidaknya telah aktif menjalankan usaha secara komersial selama dua tahun terakhir. 

Modalku Finance menawarkan berbagai fungsi pembiayaan, di antaranya Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Investasi dan Pembiayaan Multiguna. Pembiayaan Modal Kerja dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha. 

Pembiayaan Investasi merupakan pembiayaan barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau relokasi tempat usaha/investasi. Sedangkan Pembiayaan Multiguna, dapat digunakan untuk keperluan konsumtif dan bukan untuk keperluan usaha.

Nominal yang ditawarkan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 25 miliar dengan tenor pinjaman yang bervariasi hingga 12 bulan. Sedangkan bagi pembiayaan multiguna, pembiayaan dimulai dari Rp 50 juta dengan tenor yang bervariasi. 

Skema pembayaran yang ditawarkan cukup fleksibel, dimana pembayaran pokok dapat dilakukan sekaligus pada akhir tenor atau angsuran per bulan sesuai produk yang dipilih. Bunga mulai dari 1 persen per bulan dengan waktu proses yang cepat.

Ke depan, Modalku Finance akan konsisten melakukan berbagai inovasi bisnis dan teknologi untuk memperluas jangkauan. Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan modal usaha Rp 40,42 triliun kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

 

Sentimen: positif (99.9%)