Sentimen
Positif (99%)
20 Nov 2022 : 18.00

Bahlil Usul Bikin 'OPEC' Buat Negara Kaya Nikel, Menteri ESDM Setuju?

20 Nov 2022 : 18.00 Views 4

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Bahlil Usul Bikin 'OPEC' Buat Negara Kaya Nikel, Menteri ESDM Setuju?

Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengusulkan pembentukan sebuah organisasi negara kaya nikel di dunia. Organisasi itu bentuknya mirip OPEC (The Organization of the Petroleum Exporting Countries/Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi).

Menteri ESDM Arifin Tasrif pun buka suara soal usulan tersebut. Ketika ditanya Arifin cukup kaget dengan usulan Bahlil tersebut.

Namun begitu Arifin sendiri mengatakan semua negara kaya nikel memang perlu bersatu dan punya kesatuan visi. Hal ini dilakukan agar pemberlakuan kebijakan nikel di dunia bisa diperkuat dan menguntungkan semua pihak, khususnya negara-negara kaya nikel.

-

-

"Saya pikir ya memang harus ada kesatuan visi di negara-negara dengan sumber daya alam nikel itu bagaimana mereka memperlakukan material ini ke depan kebijakannya supaya ada keseragaman," ungkap Arifin ditemui di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).

Arifin sendiri menyatakan apabila organisasi negara kaya nikel ini jadi dibentuk jangan sampai hal tersebut justru menjadi sarana kartel pada komoditas nikel.

"Cuma satu pesan saya ini jangan sampai jadi kartel," ujar Arifin.

Sebelumnya, usulan pembentukan organisasi nikel macam OPEC itu dicetuskan Bahlil saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng saat gelaran KTT G20 yang lalu. Kanada merupakan salah satu negara penghasil nikel seperti Indonesia.

Sebagai sesama negara yang kaya akan hasil nikel, menurut Bahlil, adanya organisasi seperti OPEC untuk negara penghasil nikel dapat mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan komoditas nikel. Apalagi, Indonesia saat ini sedang memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam (SDA) dalam rangka pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

"Selama ini yang kami lihat, negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik. Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata," ungkap Bahlil dalam keterangannya, dikutip Jumat (18/11/2022).

(hal/dna)

Sentimen: positif (99.8%)