JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tafsir menyebut penggunaan kendaraan listrik jauh lebih hemat dibandingkan kendaraan berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM).
Arifin mencontohkan kendaraan roda dua bisa menghabiskan dana Rp 10.000 untuk satu liter Pertalite dengan jarak 30 kilometer (Km). Sementara, motor listrik hanya membutuhkan daya 1 kilowatt-hour (KWh) dengan biaya Rp 1.600 untuk perjalan sepanjang 30 Km.
"Dari hasil konversi motor listrik bagi motor diatas 10 tahun, 30 kilometer itu seliter pertalite Rp 10.000, kalau motor listrik itu cuma perlu 1 KWh, Rp 1.600. Nah kemudian motor ini kan tiap tahun ganti oli dan lain lain, biaya bisa R 2,5 juta sendiri, kalau motor listrik kan nggak perlu ganti oli dan lain-lain," ungkap Arifin, Minggu (20/11/2022).
Menurutnya, pemerintah tengah membidik motor-motor tua atau berusia di atas 5 tahun untuk dikonversikan. Langkah itu sekaligus mengurangi subsidi dan kompensasi BBM.
Selain itu, Arifin memastikan 140 juta kendaraan yang dikonversi ke listrik mampu mengurangi 100 juta ton CO2.
"Yang penting kalau 140 juta unit kendaraan diganti listrik bisa kurangi 100 juta ton CO2. 2060-kan emisi kita bisa nol, kita akan gunakan semua potensi energi baru di Indonesia," ucapnya.
Di lain sisi, pemerintah berencana memberikan insentif berupa subsidi kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle. Subsidi diberikan kepada masyarakat yang melakukan konversi kendaraan BBM ke listrik.
Baca Juga: Menuju Society 5.0, Ini Skill yang Harus Dimiliki Para Lulusan Universitas