Kementerian Energi Ukraina memastikan pasokan listrik masih dalam kendali dan meminta warga tidak perlu panik, meski dalam rangkaian serangannya Rusia menargetkan infrastruktur pembangkit listrik.

Dikutip dari Reuters, Kepala DTEK, perusahaan energi swasta terbesar di negara itu mengatakan, masyarakat tidak perlu meninggalkan Ukraina.

Serangan rudal Rusia telah melumpuhkan hampir sebagian besar sistem energi Ukraina dan otoritas Kiev mengatakan pada Jumat (18/11) bahwa penutupan total jaringan listrik ibu kota kemungkinan dilakukan.

"Menyangkal pernyataan panik yang disebarkan lewat jaringan sosial dan media sosial, kami memastikan bahwa situasi dengan pasokan energi sulit, tapi masih dalam kendali," kata Kementerian Energi dalam pernyataannya, Sabtu (19/11).

Otoritas pemerintahan di seluruh pelosok negeri telah menjadwalkan pemadaman listrik untuk membantu upaya perbaikan dan mendesak keluarga untuk mengurangi konsumsi energi setidaknya sebanyak 25%.

Presiden Volodymyr Zelensky pada bulan lalu menuduh Rusia mencoba mengacaukan negara dengan memaksa jutaan orang mengungsi ke barat, menciptakan krisis pengungsi bagi Uni Eropa.

CEO DTEK Maxim Timchenko mengatakan pasukan bersenjata, industri energi, dan masyarakat Ukraina sedang bekerja untuk mempertahankan pasokan energi.

"Itulah mengapa tidak perlu meninggalkan Ukraina hari ini," katanya dalam pernyataan yang dirilis perusahaan.

Sementara itu, Zelensky mengatakan masalah pasokan energi adalah yang terburuk di dan sekitar Kiev serta enam wilayah lainnya.

"Kami bekerja di seluruh pelosok negeri untuk menstabilkan situasi," kata Zelensky.