Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing
Panda Hadiah Persahabatan China untuk Taiwan Mati di Usia 18 Tahun
Kumparan.com Jenis Media: News
Tuan Tuan sebelumnya diduga mengalami tumor otak dan menderita kejang-kejang sebelum akhirnya dinyatakan mati oleh pihak Kebun Binatang Taipei.
“Tim medis kami telah mengkonfirmasi bahwa jantung Tuan Tuan berhenti berdetak pada pukul 13:48 (05:48 GMT),” ungkap pihak kebun binatang, seperti dikutip dari AFP.
“Panda itu dibius dalam-dalam untuk melakukan CT scan pada Sabtu sebelumnya, dan tim memutuskan untuk membiarkan Tuan Tuan terus tidur setelah hasilnya menunjukkan kondisinya tidak dapat dipulihkan, dan bahwa dia tidak bisa lagi menjalani kehidupan yang layak,” imbuh mereka.
Menurut juru bicara Kebun Binatang Taipei, Eric Tsao, akan sangat menyakitkan dan berisiko bagi Tuan Tuan untuk menyadarkannya kembali dari pembiusan.
Kondisi kesehatan Tuan Tuan pertama kali diketahui menurun sejak Agustus lalu, ketika panda berusia 18 tahun itu mulai kerap mengalami kejang-kejang dan semakin lesu.
Hasil scan medis menunjukkan, Tuan Tuan mengalami kelainan pada otak dan sejak itu, ia diberikan pengobatan anti-kejang oleh pihak kebun binatang. Tetapi, kondisinya tak kunjung membaik.
Kematian Diduga Akibat Tumor Otak
Pihaknya menduga, Tuan Tuan menderita tumor otak dan oleh karenanya, pada akhir Oktober lalu ia dipindahkan ke perawatan paliatif (perawatan terhadap penyakit yang tidak dapat disembuhkan).
Kala itu, Kebun Binatang Taipei bahkan mendatangkan dokter hewan langsung dari China untuk langsung mengecek kondisi kesehatan Tuan Tuan.
Kepala Seksi Satwa dari Kebun Binatang Taipei, Eve Wang, pada Jumat (28/10), kala itu mengatakan tim dokter hewan dari China nantinya akan menetap selama tujuh hari untuk mengamati perkembangan kesehatan Tuan Tuan.
“Tujuan utamanya adalah untuk mengunjungi Tuan Tuan dan melihat kondisinya saat ini,” ujar Eve. “Mereka menyatakan keinginan mereka untuk datang langsung mengunjungi Tuan Tuan. Saya juga berpikir itu akan menjadi perjalanan yang sangat bermakna,” jelas dia.
Meski begitu, di hari-hari terakhirnya Tuan Tuan semakin sering mengalami kejang-kejang — lebih sering dari sebelumnya dan obat-obatan sudah tidak lagi mampu meredakan gejalanya.
Kepergian Tuan Tuan pun menjadi kehilangan besar bagi para penggemarnya di Taiwan.
Wali Kota Taipei, Ko Wen-je, juga merasakan hal serupa. Dalam sebuah unggahan di Instagram, Ko mengaku berterima kasih atas kehadiran panda itu karena telah membawa kebahagiaan bagi masyarakat Taiwan dan membuat Kebun Binatang Taipei lebih indah.
Bukti Hangatnya Hubungan China-Taiwan
Pada akhir 2008 — ketika hubungan antara China dan Taiwan masih hangat — Beijing menghadiahi dua ekor panda, yakni Tuan Tuan dan pasangannya, Yuan Yuan. Pemberian nama ini pun memiliki arti, bila digabungkan maka akan bermakna ‘reuni’ atau ‘persatuan’.
Sejak hadir di Kebun Binatang Taipei, Tuan Tuan dan Yuan Yuan telah menjadi bintang besar dan populer di kalangan masyarakat. Yuan Yuan bahkan sempat melahirkan dua ekor panda betina.
Selama ini, ‘diplomasi panda’ telah menjadi andalan China dalam membina hubungan baik dengan negara mitra.
Pemberian Tuan Tuan dan Yuan Yuan adalah langkah besar yang dipandang mendukung kepresidenan pro-Beijing kala itu, Ma Ying-jeou, pendahulu Presiden Taiwan saat ini yang lebih pro-kemerdekaan, Tsai Ing-wen.
Selama menerapkan ‘diplomasi panda’, Beijing hanya meminjamkan panda mereka ke kebun binatang di negara lain — yang biasanya kemudian negara penerima harus mengembalikan keturunan panda itu beberapa tahun usai panda betina melahirkan.
Nantinya, anak panda itu akan bergabung ke program pengembangbiakkan panda oleh pemerintah di China.
Tetapi, situasi ini tidak berlaku kepada Taiwan. Saking dekatnya hubungan Taiwan-China kala itu — terlebih di akhir 2000-an, pemerintah Beijing secara sepenuhnya menghadiahkan Tuan Tuan dan Yuan Yuan serta keturunan yang mereka miliki untuk dirawat oleh pemerintah Taipei.
Namun sekarang, hubungan Beijing-Taipei jauh lebih renggang, terutama sejak Tsai naik ke tampuk kekuasaan pada 2016 dan bersikukuh dengan prinsipnya bahwa Taiwan bukan bagian dari China. Alhasil, komunikasi resmi dan kunjungan pemerintah antara kedua belah pihak tak lagi terjalin.
Sentimen: positif (94%)