WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemain film Oki Setiana Dewi terus berusaha menyembuhkan Sulaiman, putra bungsunya, yang diketahui mengidap sindrom prader willi sejak lahir.

Sindrom tersebut diketahhi sebagai kelainan genetik yang biasanya disebabkan penghapusan bagian kromosom 15 yang diturunkan ayahnya.

Tanda sindrom tersebut adalah adanya kelainan perilaku dan cacat intelektual.

Oki Setiana Dewi melakukan terapi stem cell untuk mengobati Sulaiman supaya tumbuh kembang putranya tetap optimal.

"Terapi ini rangkaian perjuangan saya membesarkan Sulaiman," kata Oki Setiana Dewi di Celltech Stem Cell Centre Laborator dan Banking di Vinski Tower, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemarin.

Sindrom prader willi membuat anak tidak merasakan kenyang hingga ingin makan terus-menerus.

Baca juga: Oki Setiana Dewi Lakukan Berbagai Cara untuk Obati Putra Bungsunya Supaya Cepat Sembuh, Sakit Apa?

Baca juga: Oki Setiana Dewi Raih 2 Gelar Doktor dari 2 Kampus Berbeda, Masih Mau Lanjutkan Kuliah hingga Mesir?

Sulaiman, sebut Oki Setiana Dewi, juga mempunyai hipotonia yaitu otot tubuh yang lemah.

Kakak Ria Ricis itu memberikan suntik hormon setiap hari untuk Sulaiman.

"Ada perjuangan panjang, seperti suntik hormon setiap hari, supaya Sulaiman bisa berjalan," ucap Oki Setiana Dewi.

Selain stem cell, Oki Setiana Dewi juga melakukan beberapa terapi untuk Sulaiman, seperti fisioterapi, hingga terapi sensorik.

Anak bungsu Oki Setiana Dewi itu juga diketahui sesekali mengalami sleep apnea atau berhenti napas.

Deby Vinski, pemilik Celltech Stem Cell Centre Laboratory and Banking, mengatakan, saat ini Sulaiman terlihat lebih kuat dan bertenaga.

Baca juga: Oki Setiana Dewi Minta Maaf Video Ceramahnya di Magelang 2 Tahun Lalu Beredar Luas di Media Sosial

Baca juga: Pernikahan Ria Ricis dan Teuku Ryan Disiarkan Televisi, Oki Setiana Dewi: Biar Semua Ikut Kondangan

"Kemarin-kemarin itu jalannya cepat capek dan sedikit, tapi sekarang sudah lebih berenergi dan kuat," jelas Oki Setiana Dewi.

Menurut Deby Vinski, stem cell atau sel puncak adalah sel yang diambil dari tali pusar, lemak, darah, dan sumsum tulang.

"Untuk kasus Sulaiman, tali pusar yang diambil menjadi sel," ucap Deby Vinski.