Ramalan Pengusaha: Sektor Pangan Bakal Moncer di Tengah Resesi Global
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Sebelumya, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memandang ada peluang meski terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Salah satunya menyoal penguatan daya saing ekspor Indonesia.
Untuk diketahui, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan ke posisi Rp 15.684 per dolar AS pada penutupan Jumat, 18 November 2022 sore. Sektor ekspor, disinyalir meraup untung dari adanya penguatan dolar tersebut.
Deputi I Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, depresiasi rupiah bisa dilihat dari sisi positifnya. Mengingat, Indonesia kini jadi salah satu pemain ekspor untuk bahan tambang yang telah dihilirisasi.
"Kalau kita lihat, nilai tukar yang terdepresaisi itu (hal) penting, jangan defend terus, sisi positifnya dilihat, jangan negatifnya aja," ungkapnya dalam Inspirato Sharing Session Liputan6.com bertajuk Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi RI di Tengah Bayangan Resesi, Jumat (16/11/2022).
Menurutnya, hilirisasi tambang yang dilakukan oleh Indonesia jadi penggerak nilai positif dari depresiasi tersebut. Logikanya, dengan adanya hilirisasi, berarti ada nilai tambah yang didapatkan seiring dengan porsi ekspor tambang Indonesia ke negara-negara lain.
"(nilai tukar) mendorong daya saing ekspor kita, ditengah Indonesia yang melakukan hilirasi yang dampaknya sudah kita rasakan, nilai tambah berkali lipat," terangnya.
Sebagai contoh saja, komoditas nikel dan turunannya yang mampu menghasilkan 4,8 kali lebih besar pendapatan. Angka ini masuk catatan Iskandar per September 2022.
"Dengan depresiasi tadi maka ekspor kita meningkat, (disaat yang sama) ita bisa ngerem impor kita," ujarnya.
Sentimen: positif (66.7%)