Sentimen
Positif (49%)
19 Nov 2022 : 04.57
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Badung, Palu

5 Fakta KTT G20 Bali hingga Deklarasi Kesepakatan, Presiden Kecam Perang! : Okezone Economy

19 Nov 2022 : 04.57 Views 2

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Ekonomi

5 Fakta KTT G20 Bali hingga Deklarasi Kesepakatan, Presiden Kecam Perang! : Okezone Economy

JAKARTA KTT G20 di Bali telah menghasilkan deklarasi bersama dari para pemimpin negara. Untuk diketahui, G20 merupakan forum utama untuk menjawab tantangan ekonomi global.

Adapun KTT G20 diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022 dengan dihadiri para pemimpin negara.

Dirangkum Okezone, Sabtu (19/11/2022), berikut fakta menarik KTT G20 hingga poin Deklarasi Bali:

1. Wapres Tidak Hadir di KTT G20

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin buka suara soal pertanyaan publik terkait ketidakhadirannya di agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali pada 16-15 November lalu.

Wapres pun menegaskan bahwa dirinya telah ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengawal agenda kenegaraan di Jakarta.

Bahkan, Wapres sebelumnya juga menghadiri agenda sidang perubahan iklim COP 27 di Mesir.

“Wakil Presiden, saya kebagian kemarin pergi ke Mesir untuk mengikuti sidang perubahan iklim. Dan kemudian saya menunggu di Jakarta menghadiri berbagai (acara),” kata Wapres disela membuka forum H20, Kamis (17/11/2022).

2. Indonesia Dapat Komitmen Investasi Rp125,4 Triliun

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan selama penyelenggaraan KTT G20, Indonesia berhasil mendapatkan komitmen investasi USD8 miliar atau setara Rp125,4 triliun. (kurs Rp:15.682/USD).

"Komitmen investasi yang sudah diteken kurang lebih sekitar USD7 miliar - USD8 miliar yang sudah bisa di teken (sepanjang G20)," kata Bahlil dalam video yang diunggah Kementerian Invetasi/BKPM, Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: Menuju Society 5.0, Ini Skill yang Harus Dimiliki Para Lulusan Universitas

3. Penyerahan Palu Kepada PM India Jadi Akhir Penyelenggaraan KTT G20 di Bali

Presiden Jokowi menyerahkan Presidensi G20 kepada India, menjadi akhir penyelenggaran KTT G20 di Bali. Penyerahan itu ditandai dengan pemberian palu kepemimpinan kepada Perdana Menteri (PM) Narendra Damodardas Modi.

Meski demikian, Jokowi menitipkan sejumlah harapan kepada Modi sebagai Presidensi G20 selanjutnya pada 2023 mendatang. Salah satunya adalah menjaga dan mewujudkan pemulihan global paska-pandemi.

"Yang Mulia, saya juga ingin sampaikan selamat kepada India yang akan melanjutkan kepemimpinan presidensi G20 berikutnya agar amanah untuk menjaga dan mewujudkan pemulihan global serta pertumbuhan yang kuat dan inklusif selanjutnya berada di tangan Yang Mulia PM Nardendra Modi," kata Jokowi jelang menutup G20 di The Apurva Kempinski, Badung, Bali, Rabu (16/11/2022).

4. KTT G20 Menghasilkan Deklarasi di Bali Sebanyak 52 Paragraf

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menghasilkan Deklarasi Para Pemimpin G20 atau komunike. Deklarasi dituangkan ke 52 poin (paragraf) yang disetujui bersama melalui konsensus dengan seluruh negara-negara anggota.

Poin-poin tersebut di antaranya mengutuk keras perang di Ukraina. Kemudian kerjasama untuk menghadapi tantangan ekonomi dunia hingga pembangunan berkelanjutan.

5. Paragraf Perang di Ukraina Jadi Perdebatan dan Pembahasan Alot

Terdapat satu paragraf yang sangat alot untuk dibahas bersama-sama. Bahasan itu terkait dengan tanggapan atas perang yang terjadi di Ukraina.

"Deklarasi terdiri atas 52 paragraf dan paragraf yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan terhadap perang di Ukraina," ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat konferensi pers di Media Center G20, Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022).

Setelah melalui pembahasan yang alot, akhirnya melalui konsensus seluruh negara yang ikut serta menyampaikan persetujuannya. Dengan demikian, G20 menyatakan bahwa Rusia telah melanggar batas wilayah dan integritas negara.

"Perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi, yang akan menimbulkan risiko krisis pangan, krisis energi dan potensi krisis finansial," terang Jokowi.

Hingga kini, perang belum berakhir. Namun Ukraina dilaporkan telah berhasil merebut kembali daerah-daerah yang sempat dikuasai Rusia.

Sentimen: positif (49.8%)