Sentimen
Negatif (78%)
19 Nov 2022 : 03.15
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Tokoh Terkait

Parah! Rupiah Melemah 5 Hari Beruntun

19 Nov 2022 : 03.15 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Parah! Rupiah Melemah 5 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (18/11/2022). Dengan demikian, rupiah membukukan pelemahan 5 hari beruntun.

Melansir data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.685/US$, melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam sepekan, rupiah tercatat melemah 1,26%. Mata uang Garuda kembali mendekati level terlemah dalam dua setengah tahun terakhir di Rp 15.745/US$ yang dicapai pada 4 November lalu.

Rupiah melemah meski Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

-

-

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebesar50 menjadi 5,25%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (17/11/2022).

Adapun suku bunga deposit facility menjadi 4,5% dan suku bunga lending facility sebesar menjadi 6%.

Dengan demikian, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 bps hanya dalam waktu 4 bulan beruntun. BI juga menaikkan suku bunga dengan cukup agresif, 50 basis poin dalam 3 bulan beruntun.

Langkah BI tersebut belum mampu mendongkrak kinerja rupiah.

Bank Indonesia Terlambat Kerek Suku Bunga?

BI pertama kali mengaikan suku bunga pada Agustus lalu, sementara bank sentral AS (The Fed) sudah lebih dulu pada Maret. BI memang belakangan menaikkan suku bunga, tetapi bukan berarti ketika lebih dulu atau ahead the curve, rupiah akan mampu menguat.

Beberapa bank sentral lainnya sudah lebih dulu menaikkan suku bunga ketimbang The Fed, bahkan sudah sejak akhir tahun lalu.

Bank sentral Korea (Bank of Korea/BoK) misalnya, sudah menaikkan suku bunga sejak Agustus 2021 lalu. Hingga Oktober lalu, BoK sudah menaikkan suku bunga sebanyak 8 kali dengan total 250 basis poin menjadi 3%.

Namun, langkah tersebut tidak cukup membuat mata uang won menguat. Sebaliknya malah menjadi salah satu yang terburuk di Asia.

Sepanjang tahun ini pelemahnnya sekitar 10%, bahkan sempat hingga 20% pada akhir Oktober lalu di kisaran KRW 1.445/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak Maret 2009.

Ada lagi Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang sudah menaikkan suku bunga sejak Desember 2021. Sepanjang tahun ini nyatanya kurs poundsterling merosot lebih dari 12%. Bahkan pada 26 September lalu sempat menyentuh GBP 1,0382/US$ yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah.

Otoritas Moneter Singapura juga sudah mengetatkan kebijakan moneternya sejak Oktober tahun lalu, dolar Singapura sepanjang tahun ini tercatat masih melemah sekitar 1,6%

Bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) menaikkan suku bunga di bulan yang sama dengan The Fed, juga sangat agresif. Suku bunga BoC saat ini sebesar 3,75% dari sebelumnya 0,25%. Dolar Kanada pun masih melemah sekitar 5% melawan dolar AS.

Artinya, menaikkan suku bunga lebih dulu ketimbang The Fed tidak akan menjamin mata uang mampu menguat. Faktanya, berdasarkan data dari Refinitiv, hanya 3 mata uang di dunia yang mampu menguat melawan dolar AS di tahun ini, rubel Rusia, peso Meksiko, dan real Brasil.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pasokan Valuta Asing Tiris, Rupiah Tertekan

Sentimen: negatif (78%)