JAKARTA - Ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan pada Oktober 2022. Namun, Kementerian Perdagangan mencatat nilai total ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai USD24,81 miliar.
Nilai tersebut meningkat 0,13% dibanding September 2022 (MoM) dan tumbuh 12,30% dibanding Oktober 2021 (YoY). Adapun capaian ekspor Oktober 2022 didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 4,93% MoM, sementara ekspor nonmigas turun 0,14% MoM.
Menteri Persagangan Zulkifli Hasan menegaskan, ekspor Indonesia pada Oktober 2022 masih meningkat bahkan saat kinerja ekspor beberapa negara mitra turun.
"Berdasarkan Trading Economics, beberapa negara mitra dagang Indonesia yang kinerja ekspornya melemah pada Oktober 2022 antara lain RRT (turun 7,56% MoM), Brasil (turun 5,70% MoM), Korea Selatan (turun 8,64% MoM), Pakistan (turun 7,12% MoM), dan Turki (turun 5,84% MoM)," papar Mendag Zulhas dalam keterangannya, Jumat (18/11/2022).
Dia menerangkan, beberapa produk utama ekspor nonmigas Indonesia dengan kenaikan tertinggi pada Oktober 2022 dibanding September 2022 (MoM) adalah bahan kimia anorganik (HS 28) yang naik 35,72%, lemak dan minyak nabati (HS 15) naik 14,38%, besi dan baja (HS 72) naik 7,79%, bahan bakar mineral (HS 27) naik 5,59%, serta ikan dan udang (HS 03) naik 4,93%. Peningkatan ekspor produk-produk tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan permintaan di pasar tujuan ekspor Indonesia.
Di sisi lain, beberapa produk utama ekspor nonmigas yang berkontraksi pada Oktober 2022 dibanding September 2022 (MoM) antara lain bijih, terak, dan abu logam (HS 26) yang turun 38,57%; pulp dari kayu (HS 47) turun 20,58%; serat stapel buatan (HS 55) turun 14,64%; kayu dan barang dari kayu (HS 44) turun 14,53%; serta timah dan barang daripadanya (HS 80) turun 10,39%.
Zulhas menjelaskan, penurunan ekspor nonmigas Indonesia diakibatkan melandainya harga beberapa komoditas unggulan Indonesia seperti bijih besi, tembaga, dan timah.
Baca Juga: Lifebuoy x MNC Peduli Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan dengan Donasi Rambut, Catat Tanggalnya!