JAKARTA - Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto mengungkapkan bahwa Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) belum layak secara financial atau menguntungkan untuk saat ini. Hal tersebut diungkap saat rapat dengan Komisi VI DPR.
Budi mengatakan, berdasarkan kajian komprehensif pihaknya, JTTS secara financial belum menguntungkan. Meski begitu, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
"Seperti kita ketahui bahwa Hutama Karya menerima penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, kondisi Jalan Tol di Sumatera memang secara financial kelayakannya masih rendah, tapi dari sisi ekonomi memiliki dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi," ungkap Budi, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Daftar Ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang Akan Beroperasi 2023
Meski begitu, beberapa ruas Tol sudah menunjukan adanya peningkatan traffic atau jumlah kendaraan yang melintas, sehingga diharapkan mampu memperbaiki kondisi keuangan.
"Kajian komprehensif dari Tol Trans Sumatera ini, jadi memang secara umum, secara financial kurang layak, tapi dalam berjalannya waktu beberapa ruas menunjukan adanya pertumbuhan peningkatan trafik, sehingga memperbaiki kondisi," ucap dia.
Baca Juga: Tol Semarang-Demak Seksi II Uji Coba, Bye Macet di Pantura
Dalam kajian tersebut, strategi untuk membagun JTTS bisa melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah hingga dilakukan asset recycling pada ruas tol JTTS.
Untuk PMN, pemerintah telah menginjeksi anggaran sebesar Rp 52,3 triliun untuk pembangunan 14 ruas tol. Sementara, sisa anggaran yang dibutuhkan untuk Hutama Karya pada pembangunan tahap I dan II Jalan Tol Trans Sumatera mencapai Rp 60,23 triliun.
"Jadi kajian komprehensif Tol Trans Sumatera ini memang strateginya adalah saat ini dengan PMN. Kemudian beberapa ruas yang sudah layak dan dari segi financial itu dilepas, di recycle," katanya.
Baca Juga: Lifebuoy x MNC Peduli Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan dengan Donasi Rambut, Catat Tanggalnya!