Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
BUMN: PT Asuransi Jiwasraya, PT Bukit Asam
Kab/Kota: Semarang, Demak
Kasus: covid-19, Kemacetan
Tokoh Terkait
Kabar Emiten Terkini, Baca Dulu Kalau Mau Cuan
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat tipis 0,23% dan ditutup di 7.035,5 pada perdagangan Selasa (15/11/2022). Pergerakan IHSG bak roller coaster hari ini. Indeks sempat menguat di awal perdagangan. Namun berakhir melemah di sesi I.
IHSG sempat menguat di awal sesi II dan anjlok lagi. Namun jelang akhir perdagangan, IHSG diangkat lagi. Meski IHSG menguat, mayoritas saham masih melemah.
Statistik perdagangan mencatat ada 276 saham yang mengalami pelemahan dan 255 saham menguat, sisanya 176 saham stagnan.
Lalu bagaimana pergerakan IHSG pada tengah pekan ini? Yuk simak kabar pasar sebelum memulai perdagangan Rabu (16/11/2022):
Batubara Mulai Senja, Emiten Ini Malah Tebar Dividen Jumbo
Emiten milik pengusaha Eddy Sugianto PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) berencana membagikan dividen interim dari tahun buku 2022 kepada pemegang saham dalam jumlah besar.
Pembagian dividen ini berdasarkan keputusan Direksi dan Dewan Komisaris MCOL tertanggal 11 November 2022.
Dengan keputusan itu, emiten penyedia jasa tambang batubara ini akan membagikan dividen interim senilai Rp 1,24 triliun atau setara US$ 79,26 juta.
Di mana, setiap pemegang satu saham MCOL akan mendapat dividen interim sebesar Rp 350.
Tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi bisnis batubara yang dikabarkan bakal segera mati. Berikut merupakan jadwal pembagian dividen interim MCOL :
- Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 23 November 2022
- Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 24 November 2022
- Cum Dividen di Pasar Tunai : 25 November 2022
- Ex Dividen di Pasar Tunai : 28 November 2022
- Recording Date : 25 November 2022
- Tanggal Pembayaran Dividen : 15 Desember 2022
Bank Banten Ngebut Tambah Modal, Siapa Bohirnya?
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) tengah bergerilya mencari pendanaan untuk menambah modal inti mereka agar menjadi Rp 3 triliun.
BEKS akan menambah modal dengan skema rights issue maksimal 30 miliar lembar, dan private placement 5,18 miliar lembar.
Perseroan rencana merilis saham baru maksimal 30 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 50 per lembar. Jumlah rights issue itu setara dengan 58,42% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Hingga saat ini, harga pelaksanaan rights issue ini belum ditetapkan.
Untuk melancarkan aksinya, BEKS akan meminta restu investor melalui rapat umum pemegang saham luar biasa pada Jumat, 2 Desember 2022 mendatang. Rights issue ini akan mempengaruhi struktur permodalan, dan likuiditas BEKS.
Dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, untuk pengembangan bisnis, terkhusus penyaluran kredit, penguatan struktur keuangan, termasuk pengembangan teknologi, dan sarana pendukung kegiatan operasional.
"Mata acara lainnya, pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) guna kewajiban pemenuhan modal inti Perseroan. Juga perubahan dan/atau penetapan susunan anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris Perseroan," mengutip pengumuman RUPSLB BEKS pada Senin (12/11).
Selain rights issue, BEKS juga mengelar private placement 55,18 miliar lembar untuk pemenuhan modal inti Rp 3 triliun paling telat pada akhir 2024 mendatang.
Private placement saham seri C setara 10% dari jumlah saham ditempatkan, dan disetor penuh itu, dengan ilai nominal Rp 50 per lembar.
Aksi private placement juga akan berdampak langsung terhadap struktur permodalan, dan likuiditas perseroan.
Selain itu, aksi ini akan membuat jumlah saham BEKS beredar lebih banyak. Sehingga, kepemilikan saham yang tidak mengeksekusi hak akan terdilusi maksimal 9,09%.
Namun, belum diketahui secara pasti siapa yang akan menjadi pembeli siaga aksi korporasi BEKS. Patut diketahui, saat ini pemegang saham perseroan adalah PT Banten Global Development 66,11%, dan Masyarakat 33,89%.
Saham Masih Digembok, Bos Wicaksana (WICO) Resign
Bos perusahaan tercatat (emiten) PT Wicaksana Overseas International, Tbk (WICO) mundur dari jabatannya.
Presiden Direktur WICO, Roni Setiawan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/11/2022) mengungkapkan, perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Bapak Suhadi sebagai Komisaris Independen Perseroan sekaligus Ketua Komite Audit Perseroan yang berlaku efektif sejak tanggal 14 November 2022.
"Tidak terdapat dampak signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan," jelas Roni.
Perseroan berencana melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada waktu yang akan ditetapkan kemudian dengan agenda untuk mengangkat Komisaris Independen yang baru dengan mengikuti ketentuan dan peraturan terkait yan berlaku.
Saham perseroan sendiri kini tengah dihentikan perdagangannya (suspensi), dan tercantum notasi X, yang berarti efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus. Saat ini harga saham WICO berada di level Rp 388 per saham.
Perumnas Minta Modal Rp 1,5 Triliun, Buat Apa Saja?
Perum Perumnas mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun ini untuk memperbaiki kinerja keuangan perseroan dan meningkatkan modal untuk proyek strategis nasional. Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro mengungkapkan, saat ini keuangan perseroan menurun akibat keuntungan dan penjualan yang mengalami penurunan.
"Latar belakan PMN ini untuk memperbaiki kinerja keuangan akibat masa lalu dan pandemi. Saat ini keuangan menurun ke profit dan penjualan menurun, arus kas negatif, dan rasio keuangan melebihi governance perbankan," ujarnya di gedung DPR Komisi VI Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Budi menjelaskan, hari ini tahap PMN masih dalam proses harmonisasi. Targetnya, Desember 2022 dapat ditandatangani ole Presiden sehingga dana PMN dapat segera cair untuk dimanfaatkan.
"Proses lanjutnya setelah harmonisasi ini harapan kami di November ada penetapan hasil harmonisasi eksekusi kemenkeu ke Setneg. Mudah-mudahan November bisa terlaksana dari kemenkeu dikirim ke Setneg di tandatangani Presiden Desember. Setelah ini baru terima pencairan. Masih ada 2 proses yang harus kami lalui," jelasnya.
Harapannya, dengan dana PMN tersebut dapat meningkatkan pendapatan perseroan hingga 2026 mendatang. Sebab, saat ini target pendapatan perseroan sangat kecil yaitu Rp 1,2 triliun karena keterbatasan modal. Sehingga, pada 2026 mendatang target perseroan dapat mencatat pendapatan sebesar Rp 5 triliun.
Budi merincikan, latar belakang pengajuan PMN juga bertujuan untuk memiliki persediaan yang cukup di sektor properti, khususnya perumahan. Dana PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian persediaan 13.545 unit rumah yang terdiri dari 10.800 lebih rumah tapak dengan total kebutuhan pendanaan sebesar Rp 1,1 triliun dan 2.678 unit rumah susun dengan total kebutuhan sebesar Rp 443 miliar.
"Kami mencoba menyelesaikan pada lokasi yang masih punya persediaan cukup banyak dan animo kepemilikan rumah Perumnas ini cukup besar. Jadi kami memilih ada 27 lokasi rumah tapak dan 4 rusun," ucapnya.
"Saat ini, kami memiliki persediaan yang cukup banyak, yang terdiri dari rumah siap huni sebesar 8.710 unit dalam berbagai kondisi yang sudah rusak dan harus diperbaiki. Proses pembangunan 8.900 unit. Kavling siap bangun hampir 50 ribu unit yang belum kami eksekusi," tuturnya.
Dengan adanya PMN tersebut harapannya kondisi keuangan perseroan dapat membaik sehingga dapat kembali mendapatkan akses pendanaan perbankan.
"Dalam misi ini kami ikut berperan dalam prohram pemerintah proyek strategis nasional, beklok Perumnas, dan kobtribusi dalam ekonomi perumahan nasional dan program sejuta tumpah MBR serta Perumnas dalam PSN," jelasnya.
Budi menambahkan, dengan adanya PMN tersebut, aset perseroan akan meningkat dari saat ini yang sebesar Rp 1,4 triliun menjadi Rp 2,8 triliun pada 2026 mendatang. Liabilitas perseroan akan menurun dari Rp 8 triliun menjadi Rp 5,8 triliun pada tahun 2026.
Laba perseroan juga akan meningkat yang diharapkan pada 2026 mendatang akan mencapai Rp 1 triliun. "Kami sejak tahun 2020 pandemi sampai 2023 masih rugi. Dengan PMN ini, di 2024 sudah mengalami untung dan 2026 diharapkan sudah mendapat laba hampir 1T 2026. Net profit kurang lebih 19%," pungkasnya.
Kontrak Baru PTPP Rp 22,89 Triliun, Ini Daftarnya
Perusahaan konstruksi dan investasi PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat perolehan kontrak baru sampai dengan akhir Oktober sebesar Rp 21,82 triliun. Perolehan kontrak baru ini tumbuh 50,79% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp 14,47 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT PP Bakhtiyar Efendi mengatakan, hingga pekan kedua November 2022, angka capaian kontrak meningkat menjadi Rp 22,89 triliun. Pencapaian sampai dengan saat ini dikontribusi oleh segmen EPC sebesar Rp 2,5 triliun dan segmen infrastruktur Pelabuhan sebesar Rp 1,5 triliun.
"Pencapaian kontrak baru perusahaan hingga November ini salah satunya ditopang oleh segmen unggulan PTPP, yaitu seaport. Adapun 2 proyek seaport yang berhasil diraih, yaitu, proyek Patimban Phase 2 Paket 6 sebesar Rp 823 miliar dan proyek Jetty di Kalimantan Timur sebesar Rp 682 miliar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).
Sampai dengan Oktober 2022, perolehan kontrak baru dari BUMN (SOE) mendominasi pencapaian PTPP dengan kontribusi sebesar 49%, disusul oleh Pemerintah (Government) sebesar 36%, dan Swasta (Private) sebesar 15%. Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari Induk sebesar 78% dan Anak Usaha sebesar 22%.
Sedangkan, berdasarkan lini bisnis perusahaan komposisi perolehan kontrak baru perusahaan terdiri dari lini bisnis jasa konstruksi (pekerjaan infrastruktur & pekerjaan sipil, gedung, jalan tol & jembatan) sebesar 77%, EPC sebesar 18%, Properti & Realti sebesar 4%, Lainnya sebesar 1%. Adapun jasa konstruksi tersebut didominasi oleh pekerjaan infrastruktur dan pekerjaan sipil sebesar 53%, gedung sebesar 31%, dan jalan tol & jembatan sebesar 16%.
Sementara, hingga kuartal III-2022, PTPP telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 211 miliar atau naik sebesar 2,94% dari Rp 205 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut turut ditopang oleh kenaikan Pendapatan Usaha sebesar 20% menjadi Rp 13,46 triliun per September 2022 dibanding pencapaian di periode yang sama tahun 2021, yaitu sebesar Rp 11,21 triliun.
Sedangkan kontribusi pertumbuhan pendapatan usaha PT PP sebesar Rp 13,46 triliun berasal dari induk usaha sebesar 56%. Serta, sisanya sebesar 44% berasal dari anak usaha yaitu PP Presisi sebesar 17%, PP Semarang Demak sebesar 10%, PP Properti sebesar 9%, PP Urban sebesar 4%, dan Lainnya sebesar 4%.
Sampai dengan Kuartal III-2022, PTPP telah mencatatkan belanja modal (capex) sebesar Rp 2,65 triliun meningkat 47,39% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,80 triliun. Adapun belanja modal tersebut sebagian besar telah direalisasikan untuk membiayai investasi yang tengah berjalan (carry over).
Pada tahun 2022 ini, perseroan menargetkan penyerapan belanja modal sebesar Rp 4,3 triliun yang direncanakan akan digunakan untuk penyertaan investasi pada Anak Usaha, Entitas, dan Afiliasi.
"Kinerja keuangan PTPP di kuartal III menunjukan peningkatan yang konsisten dimana Pendapatan Usaha dan Laba Bersih perusahaan menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan tahun lalu (yoy). Di tengah semua tantangan yang ada saat ini, PTPP masih terus berusaha untuk mencapai kinerja perusahaan yang ditargetkan oleh Manajemen," pungkasnya.
Wow, Ternyata Kejaksaan Agung Kuasai 11 Emiten! Ini Daftarnya
Berdasarkan laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 11 November 2022, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung Republik Indonesia tercatat menjadi pemegang saham di atas 5% pada 11 perusahaan tercatat (emiten).
Fakta ini menjadi menarik, karena umumnya pemegang saham di suatu emiten adalah perorangan atau korporasi. Keberadaan unsur penegak hukum seperti Kejagung dalam pengendali suatu saham tentu menjadi unik.
Hal ini tidak terlepas karena banyaknya kasus di pasar saham yang menyebabkan aset pemiliknya disita, dalam hal ini berbentuk saham.
Salah satu kasus besar yang menyedot perhatian tentu saja milik Benny Tjokrosaputro (Bentjok) yang menjadi terpidana di kasus Jiwasraya dan Asabri. Aset Bentjok yang disita nilainya mencapai Rp 2,4 triliun dan beberapa diantaranya dalam bentuk kepemilikan saham.
Lalu saham apa saja yang dipegang oleh Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung Republik Indonesia, dan berapa besarannya, berikut adalah daftar lengkapnya:
PT Andira Agro Tbk (ANDI) 517,767,900 (5.54%)
PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) 77,843,200 (5,11%)
PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME) 4,374,819,004 (19,70%)
PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) 413,516,733 (20,34%)
PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) 2,077,192,300 (13,52%)
PT Hanson International Tbk (MYRX) 17,072,880,627 (19,69%)
PT Hanson International Tbk (MYRXP) 172,969,221 (15,43%)
PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) 2,360,042,800 (30,65%)
PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) 5,036,841,950 (11,17%)
PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) 120,074,300 (8,73%)
PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) 39,895,800 (9,01%)
Emiten Menteri Sandiaga Jual Surat Utang Rp4 T, Bunganya 11%
Emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk, berencana mencari utangan baru melalui penerbitan obligasi atau surat utang senilai Rp4 triliun.
Dari dokumen penawaran yang diterima CNBC Indonesia, surat utang itu akan terdiri dari tiga tenor. Yaitu, satu tahun dengan penawaran suku bunga 6.5-7.00% per tahun, jatuh tempo tiga tahun dengan kupon 9.75-10.50% per tahun dan lima tahun dengan imbal hasil ditawarkan antara 10.75-11.00% per tahun.
Penerbitan surat utang kali ini adalah tahap pertama dari program Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold. Rating obligasinya mendapatkan label idA+ dari Pefindo.
Masa bookbuilding di mulai hari hingga 28 November 2022, dan pembayaran serta distribusi obligasi pada 12 Desember 2022 dan 13 Desember 2022.
Emiten ini ada dalam kendali PT Saratoga Investama Sedaya Tbk yang mengenggam saham sebanyak 18,3%, atau kepemilikan tunggal terbesar dan di susul PT Mitra Daya Mustika sebesar 12%. Mayoritas, tapi bukan pengendali adalah publik sebesar 51,4%.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno adalah pemegang saham ketiga terbesar dari Saratoga Investama.
Bukalapak Bagi-Bagi Saham Rp 5,1 Triliun, Ini Tujuannya
Emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melakukan penambahan modal melalui program management stock option plan (MESOP).
Adanya peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sehubungan dengan telah dilaksanakannya MESOP sebagaimana dimaksud dalam Surat Keterbukaan Informasi terkait Dimulainya Periode Pelaksanaan Management and Employee Stock Option Program (MESOP) PT Bukalapak.com Tbk.
Surat tersebut sudah disampaikan oleh Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui sistem pelaporan elektronik dengan nomor surat 498/BL/CORSEC/SURAT/IX/2022 tertanggal 26 September 2022.
Adapun rincian peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan semula 103.062.019.354 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 5.153.100.967.700, menjadi 103.066.477.454 saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 5.153.323.872.700.
Saham BUKA sendiri kini berada di harga Rp 308 per saham, atau ditutup stagnan pada sesi I perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nilai transaksi sebanyak Rp 34,68 miliar, dengan volume perdagangan mencapai 113,50 juta lembar, sejumlah frekuensi 2.275 kali.
Keren, Bakrie & Elon Musk Pengen Buat Terowongan Anti Macet
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N. Bakrie sempat berbincang-bincang dengan Elon Musk untuk membangun terowongan anti macet pada acara B20. Dalam kesempatan itu Anindya melempar ide kepada CEO Tesla itu untuk membangun terowongan anti macet di negara berkembang.
"Apakah anda tertarik membangun proyek terowongan Boring Company di negara berkembang. Khususnya mungkin memakai bus listrik?," kata Anindya, dikutip Selasa (15/11/2022).
Elon menyambut baik gagasan itu. Menurutnya, terowongan anti macet dengan kendaraan listrik adalah solusi macet dan polusi di perkotaan dan bukan mobil terbang yang dibayangkan akan ada di masa depan.
Terkait wacana tersebut, Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), yakni PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang elektrifikasi kendaraan, menyambut baik dan siap berkolaborasi dengan perusahaan Elon jika benar akan membuat proyek tersebut.
Apalagi VKTR selama ini berpengalaman membantu banyak pihak dalam elektrifikasi kendaraan umum.
"Kami mendukung gagasan tersebut, dan kami siap berkolaborasi dengan Tesla atau Boring Company," kata CEO VKTR Gilarsi W Setijono kepada wartawan.
Gilarsi menyebut, terowongan anti macet dengan kendaraan listrik ini menarik. Sebab akan menjadi solusi dua masalah utama perkotaan yaitu kemacetan dan polusi udara. "Bus listrik saja sudah menghadirkan banyak solusi untuk masalah polusi dan kemacetan. Jika ditambah dengan terowongan anti macet, maka solusi macetnya akan berlipat ganda," tuturnya.
Gilarsi melanjutkan, selama ini telah banyak bekerjasama dengan berbagai pihak terkait elektrifikasi kendaraan. Dari pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta dalam dan luar negeri, sampai universitas.
Ke depan, pihaknya juga siap bekerjasama dengan lebih banyak pihak lagi untuk mengakselerasi elektrifikasi kendaraan di Indonesia. "Ini bentuk komitmen kami mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060," pungkasnya.
Saham Batubara Longsor Berjamaah, Emiten Ini Paling Boncos
Kinerja saham perusahaan tercatat (emiten) batubara terus melorot pasca Pemerintah Indonesia sudah bulat untuk menyuntik mati penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara.
Mengutip data RTI per Selasa (15/11/2022), saham PT Indika Energy Tbk (INDY) telah merosot 33,33% selama 11 hari perdagangan ke belakang. Penurunan ini bisa dibilang menjadi yang terdalam dibanding perusahaan lainnya. Sementara saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah jebol 29,27% dalam 10 hari perdagangan terakhir.
Tak berbeda jauh, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga longsor 27,13% pada 9 hari perdagangan ke belakang. Sedangkan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga anjlok 26,80% selama 12 hari perdagangan terakhir.Kinerja saham perusahaan tercatat (emiten) batubara terus melorot pasca Pemerintah Indonesia sudah bulat untuk menyuntik mati penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara.
Mengutip data RTI per Selasa (15/11/2022), saham PT Indika Energy Tbk (INDY) telah merosot 33,33% selama 11 hari perdagangan ke belakang. Penurunan ini bisa dibilang menjadi yang terdalam dibanding perusahaan lainnya. Sementara saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah jebol 29,27% dalam 10 hari perdagangan terakhir.
Tak berbeda jauh, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga longsor 27,13% pada 9 hari perdagangan ke belakang. Sedangkan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga anjlok 26,80% selama 12 hari perdagangan terakhir.
Lalu saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) telah jeblok sebanyak 23,31% dalam 11 hari perdagangan terakhir. Kemudian saham PT United Tractors Tbk (UNTR) juga terkoreksi 23,54% dalam 14 hari perdagangan terakhir.
Emiten batubara lainnya yang juga terdampak adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang sahamnya melemah 19,52% selama 10 hari perdagangan terakhir. Lalu saham PT Bayan Resources Tbk juga turun 6,24% dalam 12 hari perdagangan terakhir.
Penurunan berjamaah ini juga berlangsung di tengah harga batubara yang sejatinya tengah bagus pasca pandemi. Menariknya jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, harga batu bara masih meningkat lebih dari 2x.
Namun jika dibandingkan dengan level ATH, harga batu bara sudah tergerus hampir 38%.
Di sisi lain, kendati membutuhkan dana yang besar, saat ini pemerintah sedang menyelesaikan negosiasi dengan International Partners Group yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk program Just Energy Transition Partnership (JETP) sebagai dukungan dari pendanaan transisi energi di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya di Acara O20 dan Climate Actions, Bali, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengidentifikasi transisi energi yang adil dan terjangkau dari batu baru ke energi bersih yang di dorong oleh mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan.
Presiden Joko Widodo lewat Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 tahun 2022 secara tegas mengultimatum percepatan transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu poin utamanya adalah moratorium pembangunan PLTU baru dan upaya memensiunkan dini sejumlah PLTU eksisting.
Agresivitas pemerintah terlihat dari pernyataan Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang beberapa waktu lalu juga menyebutkan tahun ini pemerintah akan memensiunkan dua sampai tiga PLTU. Menteri Arifin menambahkan, pensiun PLTU akan dilakukan secara bertahap karena masih akan ada pertumbuhan energi fosil hingga akhir dekade ini.
Gara-Gara Hal Ini Cuan Erajaya Swasembada (ERAA) Melorot
Emiten distributor handphone PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) meraup penjualan bersih senilai Rp 34,94 triliun sepanjang periode sembilan bulan 2022.
Pendapatan ERAA meningkat 12,05% dibandingkan posisi per kuartal ketiga 2021 yang berjumlah Rp 31,18 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/11/2022), penjualan bersih ERAA masih didominasi oleh segmen telepon selular dan tablet dengan nilai Rp 27,39 triliun. Penjualan segmen ini naik 10,57% secara tahunan (YoY).
Nilai penjualan dari telepon selular dan tablet itu setara dengan 78,4% dari total penjualan bersih yang diraih ERAA per kuartal ketiga 2022. Selain itu, ERAA juga mengantongi penjualan dari produk operator senilai Rp 2,06 triliun.
Sementara segmen komputer dan peralatan elektronik menyumbangkan Rp 1,52 triliun. Kemudian kontribusi dari penjualan aksesoris dan lain-lain mencapai Rp 3,96 triliun.
Seiring dengan tumbuhnya penjualan, ERAA mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp 31,38 triliun. Meningkat 11,47% dibandingkan periode kuartal III-2022 dengan nilai Rp 28,15 triliun.
Laba kotor ERAA pun melesat 17,54% secara YoY dari posisi Rp 3,02 triliun menjadi Rp 3,55 triliun per September 2022. Meski begitu, terjadi lonjakan pada beberapa pos beban ERAA.
Terjadi kenaikan pada beban umum dan distribusi, beban umum dan administrasi, serta beban lainnya. Jadinya laba usaha ERAA merosot 1,70% secara YoY menjadi Rp 1,15 triliun per September 2022.
Beban keuangan ERAA pun melonjak 31,69% menjadi Rp 185,81 miliar. Ditambah lagi, ada bagian rugi entitas asosiasi sebesar Rp 3,55 miliar yang dicatatkan pada laporan kuartal ketiga 2022.
Padahal, pada periode yang sama tahun lalu ERAA membukukan bagian laba entitas asosiasi sebesar Rp 13,24 miliar. Sehingga laba sebelum pajak penghasilan ERAA terpangkas 7,77% menjadi Rp 965,55 miliar. Di sisi lain, beban pajak penghasilan neto juga meningkat 16,43% menjadi Rp 288,44 miliar.
Pada akhirnya, laba bersih ERRA pun merosot. Laba bersih Erajaya mencapai Rp 680,28 miliar per kuartal ketiga 2022. Keuntungan emiten retail ini melorot 5,41% dibandingkan Rp 719,20 miliar pada kuartal ketiga 2021.
Per 30 September 2022, total aset ERAA tercatat sebesar Rp 16,02 triliun. Total aset ERAA itu meningkat dibandingkan posisi per 31 Desember 2021 dengan nilai Rp 11,37 triliun.
Dalam periode sembilan bulan 2022, total liabilitas ERAA juga meningkat dari Rp 4,90 triliun menjadi Rp 9,27 triliun. ERAA memiliki total ekuitas senilai Rp 6,75 triliun per September 2022.
Sementara pergerakan saham ERAA pada perdagangan hari ini ditutup stagnan di harga Rp 400 per saham. Nilai transaksi tercatat sebanyak Rp 20,21 miliar, dengan volume perdagangan mencapai 50,76 juta lembar, sebanyak 3.529 kali.
[-]
-
Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah(tep/ayh)
Sentimen: positif (100%)