Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Apple
Kab/Kota: Washington, New York
Tokoh Terkait
FBI Tergoda Software Israel Kembaran Pembajak HP Pejabat RI
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - FBI sempat mempertimbangkan penggunaan software mata-mata buatan Israel, Pegasus, untuk penyelidikan kriminal warga negara Amerika Serikat. Pegasus adalah software saudara ForcedEntry, yang dikabarkan digunakan untuk menyusup ponsel milik pejabat RI, termasuk Airlangga Hartarto.
Menurut laporan The New York Times berdasarkan dokumen pengadilan, pejabat FBI sudah dalam proses akhir untuk menginformasikan pemimpin FBI tentang potensi penggunaan Pegasus.
Dokumen yang sama juga mengungkapkan bahwa FBI menyusun petunjuk bagi jaksa federal AS tentang cara mengungkapkan penggunaan Pegasus di depan pengadilan.
Engadget menyatakan dokumen tersebut tidak menyebutkan secara gamblang bahwa FBI mempertimbangkan penggunaan Pegasus untuk memantau warga negara Amerika Serikat. Awal 2022, The New York Times melaporkan bahwa FBI tengah menguji Phantom, versi modifikasi Pegasus yang bisa menyasar nomor ponsel AS.
Pada Juli 2021, FBI akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakan Pegasus dalam penyelidikan kriminal. Pada bulan yang sama, hasil investigasi The Washington Post menunjukkan bahwa Pegasus digunakan untuk menyadap dua perempuan yang dekat dengan Jamal Kashoggi.
Beberapa bulan kemudian, kreator Pegasus, NSO Group, dimasukkan ke dalam daftar Kementerian Perdagangan AS berisi entitas yang tidak boleh menjadi mitra bisnis perusahaan Amerika Serikat.
NSO Group, asal Israel, juga dikenal sebagai pengembang software ForcedEntry. Beberapa waktu lalu, Reuters melaporkan bahwa lebih dari selusin pejabat sipil dan militer Indonesia menjadi target ForcedEntry.
Selain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, sasaran peretasan lainnya termasuk pejabat TNI, diplomat dan penasihat di kementerian yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Enam dari pejabat dan penasihat yang menjadi target menyatakan kepada Reuters bahwa mereka menerima e-mail dari Apple Inc pada November 2021, menyatakan bahwa Apple menduga para pejabat disasar oleh "serangan oleh oknum yang disponsori oleh negara".
Upaya peretasan ke iPhone para pejabat itu, menggunakan ForcedEntry, software yang dikembangkan oleh NSO Group. Peranti lunak ini memanfaatkan celah di iPhone sehingga bisa mengakses data tanpa membutuhkan respons pengguna.
Lembaga pengawas keamanan siber Citizen Lab mempublikasikan tentang software ini pada September 2021. Bahkan, peneliti keamanan Google mendapuk ForcedEntry sebagai "teknik paling canggih" yang pernah mereka lihat, dalam blog pada Desember.
Celah yang dimanfaatkan oleh ForcedEntry telah ditutup oleh Apple pada September tahun lalu. Pada November, Apple mulai mengirimkan pesan ke "beberapa pengguna yang diduga menjadi sasaran".
[-]
-
Hacker Bjorka "Gentayangan", Pejabat Hingga Istana "Dicolek"(dem)
Sentimen: netral (66.7%)