Sentimen
Negatif (96%)
12 Nov 2022 : 18.05
Tokoh Terkait

Suku Bunga The Fed Naik 25 Basis Poin

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

12 Nov 2022 : 18.05
Suku Bunga The Fed Naik 25 Basis Poin
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin pada Kamis (17/3) dini hari. Dengan demikian, tingkat dana federal sekarang berada di 0,25 hingga 0,5 persen.

Kenaikan suku bunga tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi sejak 2018. Hal ini dilakukan lantaran AS tengah menghadapi inflasi yang bergejolak dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami merasa ekonomi sangat kuat dan akan mampu menahan kebijakan moneter yang lebih ketat," kata Ketua The Fed Jerome Powell, dikutip dari CNN Business, Kamis (17/3).

-

-

Peningkatan seperempat poin persentase telah disinyalkan oleh bank sentral, dengan mengisyaratkannya hal tersebut berulang kali selama beberapa bulan terakhir. Misalnya, pada awal bulan ini saja, Powell mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dirinya menyukai kenaikan seperempat poin.

Akibat inflasi yang tumbuh jauh di atas target The Fed membuat harga-harga melonjak selama setahun terakhir. Oleh karenanya, bank sentral memiliki mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan lapangan kerja secara maksimal.

Namun, selama pandemi harga-harga di AS memang naik karena beberapa faktor mulai dari permintaan yang tinggi, terhambatnya rantai pasokan, hingga biaya energi yang juga tinggi. Awalnya, Powell menyebut inflasi hanya akan terjadi sementara.

[-]

Namun yang terjadi inflasi tembus 7,9 persen atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Terlebih, faktor-faktor yang dapat menekan inflasi turun seperti pemulihan rantai pasok hingga meningkatnya partisipasi angkatan kerja, tak kunjung terlaksana. Sehingga, The Fed harus bertindak dengan menaikkan suku bunga.

Di lain sisi, di saat inflasi naik 7,9 persen, harga yang diterima produsen AS untuk barang-barang mereka melonjak 10 persen dibandingkan periode yang sama. Sementara itu, hingga Februari lalu, AS mencatatkan masih kekurangan 2,1 juta pekerja.

(fry/agt)

Sentimen: negatif (96.9%)