Sentimen
Negatif (99%)
12 Nov 2022 : 15.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bandar Lampung

Tokoh Terkait

Sara Cantika, Balita di Lampung Mengidap Penyakit Mikrosepaly dan Hidrosefalus

Kumparan.com Kumparan.com Jenis Media: News

12 Nov 2022 : 15.12
Sara Cantika, Balita di Lampung Mengidap Penyakit Mikrosepaly dan Hidrosefalus
Sara Cantika, Balita di Lampung Mengidap Penyakit Mikrosepaly dan Hidrosefalus
Sara Cantika mengidap Penyakit Mikrosepaly dan Hidrosefalus. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh

Lampung Geh, Bandar Lampung - Sara Cantika, balita berumur 3 tahun harus mengalami penyakit langka, yakni Mikrosepaly dan Hidrosefalus sejak lahir.

Akibat penyakit Mikrosepaly, perkembangan Sara terhambat sehingga saat Sara berumur 5 bulan harus melakukan pemasangan ventriculoperitoneal shunt atau VP Shunt.

"Karena ada kerusakan pada otak, jadi saat umur 5 bulan Sara dipasang VP Shunt untuk mengurangi tumpukan cairan pada otak," kata Ibu Sara, Rani saat ditemui Lampung Geh, Sabtu (12/11).

Rani menceritakan, selain penyakit Mikrosepaly, Sara juga mengidap penyakit Hidrosefalus, sehingga pada umur 1 tahun, Sara harus menjalani operasi kedua yang bernama Cranotomy.

"Karena penumpukan cairan di rongga atau ventrikel dalam otak, jadi Sara harus operasi pelebaran ubun-ubun," ucapnya.

Rani mengungkapkan, setelah menjalani dua operasi tersebut, Sara harus melakukan terapi seminggu 2 kali di Rumah Sakit Immanuel, Bandar Lampung.

"Setiap Senin dan Kamis Sara terapi, dari terapi itu perkembangan Sara mulai membaik, dari yang sebelumnya tangannya genggam terus sekarang bisa terbuka, udah bisa duduk walaupun hanya sebentar," kata dia.

Rani mengatakan, iya menggunakan kartu BPJS yang dibayar setiap bulan untuk memberikan pengobatan kepada Sara.

"Kalo pengobatan pake BPJS, kadang ada donatur juga yang bantu untuk Sara, soalnya saya nggak punya KIS atau kartu pengobatan gratis," ucapnya.

Sara Cantika, Balita di Lampung Mengidap Penyakit Mikrosepaly dan Hidrosefalus (1)
Sara Cantika mengidap Penyakit Mikrosepaly dan Hidrosefalus. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh

Mengenai tempat tinggal, Rani hanya tinggal berdua bersama Sara di sebuah kontrakan di Jalan Kesuma Bangsa, Kelurahan Waydadi Baru, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung.

Sebelumnya ia tinggal di daerah sekitar Way Halim, namun ia pindah ke tempat yang lebih dekat dari Rumah Sakit tempat sara terapi.

Harga sewa kontrakan itu seharga Rp 700 ribu per bulan. Sebelumnya Rani sempat mendapatkan bantuan dari donatur untuk membayarkan kontrakan tersebut.

"Sebelumnya dibayarin sama donatur, tapi bulan ini udah mulai bayar sendiri, sebenernya berat tapi di sini dekat sama Rumah Sakit," katanya

Untuk memenuhi kebutuhannya, Rani bekerja sebagai pedagang keliling di wilayah kota Bandar Lampung. Sementara itu, Sara terpaksa ikut ibunya berjualan.

"Jualan Cimory keliling ke Saburai, ke tempat ramai pengunjung, saya juga jualan pempek keliling, Sara ikut saya digendong, karena kan dirumah cuma berdua jadi mau nggak mau harus ikut,"katanya

Meski dengan keadaannya sekarang, Rani tetap semangat bekerja keras untuk memuji kebutuhan sehari-harinya bersama Sara.

"Kita mah apa aja kita lakuin, dagang keliling nggak papa, yang penting bisa makan, bisa buat berobat juga, supaya Sara bisa terapi dan sembuh," pungkasnya. (*)

Sentimen: negatif (99.6%)