JAKARTA - Perang Salib merupakan serangkaian perang agama antara kaum Kristen dan Muslim dalam memperebutkan kota Yerusalem. Perang ini berlangsung dari 1095-1291 Masehi di kawasan Eropa dan Timur Tengah.
BACA JUGA: Kisah Perang Salib dan Sejarah Perebutan Yerusalem Selama 200 Tahun
Perang Salib pertama kali dilatarbelakangi oleh kerja sama antara Paus Urbanus II dan Alexios I Komnenos dalam menghentikan Kekaisaran Seljuk. Hal ini dinilai menguntungkan dari segi agama maupun politik. Kemudian, Urbanus II menyerukan perang pada pidatonya di Konsili Clermont pada 27 November 1095 M.
Seperti yang telah disampaikan, Perang Salib pertama kali dimulai pada 1095 M sebagai peristiwa Perang Salib Pertama. Kemudian, selama dua abad, delapan Perang Salib lainnya terjadi.
Melansir dari History Crunch, masing-masing dari sembilan Perang Salib ini, Tentara Salib Eropa melakukan perjalanan dari tanah air untuk memperjuangkan keyakinan agama mereka. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan dalam rangka menuju Tanah Suci di Timur Tengah untuk berperang melawan peradaban Muslim yang kuat. Faktanya, tujuan paling umum orang kaum Kristen dalam Perang Salib adalah merebut kota Yerusalem.
BACA JUGA: 5 Tokoh Penting Perang Salib, dari Paus hingga Raja Inggris
Namun, setelah dua abad dan banyak Perang Salib ke Tanah Suci, keinginan kaum Kristen untuk melakukan perjalanan jauh mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh perjuangan yang dihadapi umat Kristen dalam berperang di Tanah Suci dan sifat bolak-balik konflik yang terkait dengan Perang Salib. Sepanjang Perang Salib, Tanah Suci berpindah tangan berkali-kali ketika peradaban Muslim berjuang untuk menguasai wilayah-wilayah penting.
Baca Juga: Lifebuoy x MNC Peduli Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan dengan Donasi Rambut, Catat Tanggalnya!