Sentimen
Negatif (96%)
11 Nov 2022 : 22.12
Informasi Tambahan

BUMN: BRI

Kasus: Zona Hijau

Ini Penyebab IHSG Sesi I Ditutup Bergairah, Melesat 1,21%

12 Nov 2022 : 05.12 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Ini Penyebab IHSG Sesi I Ditutup Bergairah, Melesat 1,21%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (11/11/2022), penguatan IHSG mendapat sentimen positif dari Wall Street yang menghijau pasca laporan inflasi yang menjadi masalah sangat serius akhirnya mengalami penurunan tajam.

Indeks acuan Tanah Air dibuka melesat tajam ke 6.966,99 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 1,21% atau 84,39 poin ke 7.051,23. Dengan ini IHSG sudah kembali ke level psikologis 7.000. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 8,89 triliun dengan melibatkan lebih dari 19 miliar saham yang berpindah tangan 929 kali.

Jika melihat data perdagangan, selang 5 menit setelah perdagangan dibuka IHSG langsung melesat 1,06% ke 7.040,96. Pukul 10:30 WIB indeks terpantau masih melesat 1,16% ke 7.047,7 dan terus mencatatkan kinerja yang cemerlang hingga penutupan perdagangan sesi I.

-

-

Level tertinggi berada di 7.065,49 sekitar pukul 09:05WIB, sementara level terendah berada di 7.024,43 sesaat setelah perdagangan dibuka. Mayoritas sahamsiang ini terpantau mengalami kenaikan.

Statistik perdagangan mencatat ada 314 saham yang naik dan 198 saham yang mengalami penurunan, serta sisanya sebanyak 179 saham stagnan.

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 473,4 miliar. Sedangkan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 421,2 miliar dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) di posisi ketiga sebesar Rp 407,8 miliar.

Menguatnya IHSG siang ini tak lepas dari sinyal positif bursa saham Amerika Serikat (AS). Indeks utama Wall Street naik menjadi reli terbesar sejak 2020 setelah rilis data inflasi Amerika Serikat yang turun. Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi agresivitasnya dalam menaikkan suku bunga acuan.

Dow Jones ditutup melonjak 3,7% ke 33.715. Sementara S&P500 melejit 5,54% ke 3.956,7 dan Nasdaq melambung 7,35% ke 11.114, menjadi yang terbaik sejak Maret 2020.

Penguatan ini dipicu oleh kabar baik yang datang dari Amerika Serikat (AS), inflasi yang menjadi masalah sangat serius akhirnya mengalami penurunan tajam.

Tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat naik hanya 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% year-on-year/yoy. Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% mtm dan 6,3% yoy.

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

"Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar," kata Tim Courtney dari Exencial Wealth.

"Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik."

Inflasi sering dijadikan sinyal para investor kaitannya dalam kebijakan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserves/The Fed. Ketika inflasi saat ini mulai mendingin, ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi sifat hawkish menguat.

Sesaat setelah pengumuman inflasi, para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 basis poin.

Menurut perangkat CME Fedwatch, peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin memiliki peluang besar dengan 85,4%. Sementara kenaikan 75 basis poin sebesar 14,6%.

Kendati demikian, gerak IHSG juga dipengaruhi oleh harga komoditas seperti batu bara yang saat ini batu bara telah menyentuh US$ 300 per ton dan menjadi yang terendah dalam tujuh bulan terakhir. Penurunan harga batu bara akan berdampak pada gerak saham emiten batu bara yang berpotensi turut melemah.

Salah satu yang paling terdampak adalah saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang jeblok 7% ke level Rp 37.550 per saham hingga pukul 10:56 WIB. Bahkan jika dilihat seminggu terakhir, penurunan sudah mencapai 13,88%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

-

IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
(aum/aum)

Sentimen: negatif (96.9%)