Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Serang
Aisha Weddings, Netizen Ingat Isu Viral Klepon Tidak Islami
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Polemik Aisha Weddings masih berlangsung dan menjadi topik populer di Twitter Indonesia. Banyak cuitan mempertanyakan asal muasal situs tersebut hingga mengingatkan mereka pada polemik Klepon tidak Islami yang sebelumnya sempat viral di dunia maya.
Penyedia jasa pernikahan Aisha Weddings sebelumnya viral usai mengajak perempuan menikah muda.Tak hanya itu, AishaWeddings juga mengajak untuk berpoligami dan nikah siri.Namun belakangan menurut pakar Aisha Weddings yang viral merupakan disinformasi yang berhasil pancing publik.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Cuitan lain juga menyebut viral ya Aisha Wedding sama dengan kasus 'Klepon tidak Islami' hingga menduganya sebagai pengalihan isu.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Namun masih saja ada netizen yang terpancing dan meminta agar Aisha Wedding berpikir dua kali jika ingin menyampaikan informasi berbau dakwah.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmimengatakan disinformasi atau hoax Aisha Weddings yang dibuat secara serius itu meresahkan masyarakat baik secara jagat maya maupun di ruang publik karena terdapat spanduk yang ditebar pada beberapa titik dengan informasi serupa.
Ismail menyimpulkan jika viralnya Aisha Weddings tujuannya hanya untuk membangun keresahan. Cara ini dinilai berhasil. Karena informasi ini menurutnya tidak jelas muasalnya dan tidak diketahui siapa pembuatnya.
"Karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV," kicau
Atas dasar itu, Ismailmeminta kehebohan publik ini tidak perlu dilanjutkan karena tidak jelas tujuannya dan bukan untuk promosi Wedding profesional.
Sebelumnya, Ismail juga menganalisis kasus viralnya Klepon tidak Islami di media sosial. Menurutnya akun yang senang dengan isi flyer Klepon Tidak Islami menggunakan kata kunci "kadrun". Akun-akun itu percaya kalau kelompok tersebut yang membuat flyer.
Sedangkan mereka yang curiga, Ismail membeberkan kebanyakan mencari klarifikasi atau menuding kelompok lawannya yang membuat dan menggoreng isu tersebut.
Fahmi menambahkan residu pemilihan presiden 2019 terlihat masih sangat kuat. Perolehan suara yang tak jauh terpaut bedanya jelas membuat dua cluster pro-kontra yang relatif seimbang pendukungnya.
Hal itu dinilai tidak mudah untuk dileburkan tanpa upaya serius. Dia berkata setiap saat siap untuk saling 'serang' kembali.
Lebih dari itu, flyer yang menyentuh dan mengangkat isu-isu atau karakter sensitif dan khas dari salah satu kelompok merupakan bahan bakar yang sangat murah dan mudah dibuat untuk memanaskan polarisasi kedua cluster residu pilpres2019 tersebut.
Kasus Aisha Wedding saat ini telah masuk ke jalur hukum. Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menyebut bakal menyelidiki kasus viralnya situs penyedia jasa pernikahan muda tersebut dari laporan yang dibuat oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
(ryh/DAL)[-]
Sentimen: negatif (65.3%)