2023 Masuk Tahun Politik, Bahlil Ingatkan RI Bisa Antre Jadi Pasien IMF
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta -
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tetap menilai ekonomi tahun 2023 akan gelap. Ia berani berbeda pandangan dengan pihak yang menyebut tahun depan akan baik-baik saja.
"Tahun 2023, global itu gelap. Itu bukan berarti tidak ada dasarnya. Saya nggak setuju sebagian orang yang mengatakan (ekonomi) global baik-baik saja, nggak. 2023 itu gelap," katanya dalam konferensi pers Capaian investasi triwulan III secara virtual, Kamis (10/11/2022).
Dalam prediksinya, tahun 2023 disebut tidak akan lebih baik dari 2022. Apalagi, tahun tersebut merupakan tahun politik jelang pemilu serentak di 2024.
"2023 saya berani taruhan ekonomi global tidak akan sebaik 2022 kalau tidak mampu memastikan stabilitas. Ekonomi 2023 akan membaik kalau ada jaminan stabilitas, stabilitas politik, keamanan, maupun stabilitas kebijakan yang continue (berkelanjutan)," jelasnya.
Selain itu, banyak negara juga diprediksi mengalami resesi. Sebagian bahkan antre, dan sudah ada yang menjadi pasien International Monetary Fund (IMF). Bahlil pun menyebut Indonesia bisa saja menjadi pasien IMF berikutnya.
"Dan kita ke depan akan masuk tahun politik. Kalau tidak mampu kelola dengan baik, bukan berarti tidak mungkin kita menjadi salah satu bagian yang antre pada fase menjadi pasien (IMF)," ungkapnya.
Menurutnya ada 16 negara yang saat ini menjadi pasien IMF. Sementara 28 negara lainnya disebut sedang antre jadi pasien IMF.
Bahlil menyebut ia sebenarnya tetap optimistis soal tahun depan. Tetapi perlu juga bersikap realistis agar tidak terjebak dalam optimisme yang tidak mampu diwujudkan.
Namun, Bahlil memaparkan untuk saat ini perekonomian Indonesia termasuk salah satu yang terbaik. Inflasi terkendali di bawah 6%, termasuk salah satu yang terendah dibanding anggota G20. Indonesia hanya kalah dari China yang inflasinya 2,6%.
"Dibandingkan negara lain, untuk inflasi kita nomor dua terbaik setelah Tiongkok (China), dibandingkan Australia dan yang lain. Tapi pertumbuhan ekonomi aku yakin yang terbaik dibandingkan negara G20," ujarnya.
Ia mengingatkan untuk tidak terlena meski ekonomi Indonesia saat ini baik-baik saja. "Saya jujur aja, pertumbuhan ekonomi kita 5,72% tapi jangan kita terbuai," pungkasnya.
(das/das)
Sentimen: positif (99.9%)