Sentimen
Melantai, Saham Emiten Grup Maktour Melesat 20%
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan perkebunan kelapa sawit Maktour Group, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 2,5 miliar saham atau setara 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 120 per saham. Sehingga, perseroan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 300 miliar.
Dalam debut perdananya, saham MKTR dibuka ke di level Rp 150 per saham dari harga perdana yang sebesar Rp 120 per saham atau naik 20% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 1,69 triliun.
Pemilik Menthobi Karyatama Raya Khairnadif Kasyfillah mengatakan, perseroan akan merupaya menjadi perusahaan agro bisnis berkelanjutan serta mendukung perekonomian nasional.
"Kami sadari menjadi perusahan publik punya yang jawab besar kami komit menjaga amanah yang diberikan. Mengajak masyarakat bergabung dan jadi bagian dari perjalanan kami karena dukungan investor modal kami membangun dan mengembangkan agar berkontribusi dari petani, masyarakat sekitar, kemajuan daerah dan Indonesia," ungkapnya di gedung BEI Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Sementara, Direktur Utama MKTR, Harry M. Nadir mengungkapkan, berdasarkan hasil penawaran umum yang berlangsung selama periode 1 - 4 November 2022, pemesanan saham IPO MKTR mencapai Rp1,2 triliun atau mengalami kelebihan pemesanan (oversubscribed) 31 kali.
Bersamaan dengan saham yang diterbitkan dalam IPO ini, MKTR juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 2,5 miliar saham secara cuma-cuma kepada para investor dengan rasio 1 saham IPO mendapatkan 1 waran seri I. Waran Seri I tersebut nantinya dapat dilaksanakan menjadi saham MKTR dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham, sehingga investor memiliki kesempatan untuk menambah investasinya di MKTR.
"Melalui pengembangan bisnis yang terukur, prudent, disiplin dalam eksekusi atas semua strategi kami, MKTR menyiapkan diri untuk menjadi perusahaan investasi bidang komoditi terdepan dengan konsep yang ramah lingkungan dan berkesinambungan," jelas Harry dikutip dari keterangan resminya.
Peningkatan pendapatan perseroan ke depannya akan didukung profil tanaman yang masih muda sehingga dapat menopang prospek pertumbuhan produksi. Selain itu, luas lahan yang belum tertanam akan turut mendukung penanaman baru dan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di masa yang akan datang.
Saat ini usia tanaman MKTR berada pada masa produktif dan masih first planting. Sehingga potensi untuk penanaman kembali atau replanting masih cukup jauh.
"20 tahun ke depan tanaman kami masih sangat produktif, sehingga ruang pertumbuhan pun masih besar sekali. Ditambah lagi, MKTR masih memiliki lahan cukup luas yang belum ditanami," pungkasnya.
[-]
-
Duh! Aktivitas IPO Global Terus Melambat, Kok Bisa?(rob/ayh)
Sentimen: positif (99.2%)