Pembaruan aplikasi Infobmkg jadi bagian optimalisasi KTT G20
Elshinta.com Jenis Media: Nasional
Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers peluncuran Pembaruan Aplikasi Infobmkg New Version dan Aplikasi MHEWS secara daring di Jakarta, Senin (7/11/2022). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Elshinta.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pembaruan aplikasi Infobmkg menjadi bagian pencapaian optimalisasi penyelenggaraan KTT G20 Presidensi Indonesia 2022.
"Adanya inovasi baru berupa aplikasi Infobmkg G20 menjadi bagian dalam rangka pencapaian optimalisasi penyelenggaraan KTT G20 presidensi Indonesia 2022," ujar Luhut dalam konferensi pers peluncuran Pembaruan Aplikasi Infobmkg New Version dan Aplikasi MHEWS secara daring di Jakarta, Senin.
Menurutnya, inovasi yang dilakukan BMKG sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mengerahkan segala potensi yang dimiliki Indonesia dalam rangka menghadirkan keamanan dan kenyamanan selama penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Ia menyatakan pengembangan sistem peringatan dini multi bencana yang dilakukan oleh BMKG juga sudah sesuai dengan salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali, yaitu pengembangan sistem peningkatan peringatan dini untuk memastikan setiap orang terlindungi dalam jangka waktu 5 tahun ke depan dari risiko multi bahaya.
"Perlu kita ingat bahwa dampak dari risiko iklim dan global telah dirasakan pada berbagai sektor kehidupan di Indonesia dan dapat mengganggu agenda pembangunan nasional," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, sangat penting untuk terus-menerus melakukan langkah-langkah strategis terkait adaptasi mitigasinya.
Berdasarkan data BNPB, Luhut menyampaikan, kejadian bencana alam di Indonesia mencapai 5.402 kejadian selama tahun 2021 dengan 99,5 persen diantaranya didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir dan cuaca ekstrem.
"Peran yang diemban oleh BMKG melalui layanan yang diberikan menjadi penunjang krusial untuk kegiatan maupun perencanaan sektor-sektor yang berpotensi terdampak pada perubahan iklim dan bencana," katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan, layanan informasi cuaca iklim, gempa bumi, dan tsunami yang prima, mutlak harus disediakan oleh BMKG dalam mendukung pengurangan risiko bencana, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam pengembangannya, ia meminta BMKG untuk melibatkan komponen pentahelix, termasuk akademisi dan sektor swasta agar menghasilkan layanan yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat maupun mitra penggunanya.
"Layanan informasi BMKG harus cepat, tepat, dan akurat dan mudah dipahami oleh para penggunanya," ujar Luhut.
Sentimen: positif (97%)