Liputan6.com, Jakarta Tim Para Bulu Tangkis Indonesia baru saja berhasil meraih gelar juara umum pada ajang Hulic Daihatsu BWF Para Badminton World Championship 2022 yang berlangsung di Tokyo, Jepang. Predikat tersebut diraih setelah tim Indonesia mengumpulkan enam medali emas, dua perak, dan tiga perunggu.

Pelatih Para Bulu Tangkis Indonesia, Jarot Hernowo menyebutkan pencapaian tim telah melampaui target yang ditetapkan oleh NPC Indonesia.

"Keberhasilan merebut enam medali emas dan menjadi juara umum di kejuaraan dunia ini merupakan target yang ditetapkan oleh NPC Indonesia. Awalnya kita hanya memasang target minimal menyamai pencapaian kejuaraan dunia tahun 2018 di Swiss yakni empat medali emas,” tutur Jarot seperti dikutip dari laman Kemenpora.go.id

Jarot mengaku bangga dengan pencapaian tim bulu tangkis. Menurutnya, hasil di Jepang menjadi bukti pembinaan para-bulu tangkis yang dilakukan oleh NPC Indonesia.

Dalam partai final yang berlangsung di Yoyogi National Stadium First Gymnasium, Tokyo pada hari Minggu (6/11) itu, tim para bulu tangkis Indonesia diperkuat 13 atlet.

Emas pertama Indonesia berhasil disumbangkan oleh ganda campuran SH6, Subhan/Rina Marlina. Mereka mengalahkan pasangan dari Peru, Nilton Quispe Ignacio/Carmen Giuliana Poveda Flores dalam dua gim langsung dengan skor 21-9, 21-15.

Emas kedua dipersembahkan oleh ganda putri andalan Indonesia, Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah Sukohandoko yang turun di nomor SL3-SU5. Mereka berhasil menggugurkan wakil dari Prancis, Lenaig Morin/Faustine Noel usai bermain tiga gim sengit 21-14, 16-21, dan 21-13.

Keberhasilan merebut emas di sektor ganda campuran bersana Subhan, melecut semangat Rina Marlina untuk merebut emas kedua baginya. Akhirnya, dia mampu memenuhi target, menyumbangkan emas ketiga untuk Indonesia pada nomor tunggal putri SH6 setelah mengalahkan Carmen Giuliana Poveda Flores (Peru), 21-14, 21-14.

Pencapaian Ria semakin spesial karena dirinya baru selesai merayakan ulang tahun pada 3 November lalu. Di samping itu, lawan yang dihadapi masih sangat asing dan baru pertama kali dihadapi.