Saat Luhut Cerita Ngerinya Badai Ekonomi Dunia
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Ekonomi global sedang dilanda badai besar yang sempurna atau yang kerap disebut perfect storm. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengungkapkan beberapa kenegeriannya.
Luhut bilang semua negara sedang berada di dalam kondisi tidak baik-baik saja. Baik negara besar dan superpower maupun negara-negara berkembang.
"Saya menggambarkan kondisi dunia yang kita tinggali saat ini sedang dilanda 'perfect storm' atau badai yang sempurna. Semua negara dalam kondisi tidak baik-baik saja, mulai negara berkembang hingga superpower sekalipun," ungkap Luhut dalam catatan panjang yang diunggah di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip Minggu (6/11/2022).
Salah satu penyebab badai ini terjadi adalah akibat gejolak perang dan perselisihan antar negara yang masih belum jelas kapan selesainya. Salah satunya adalah perang antara Rusia dan Ukraina.
Hasilnya, Luhut menyinggung gejolak-gejolak itu membuat harga-harga komoditas utama menjadi naik. Bahkan dia juga bilang ada potensi resesi global akibat konflik-konflik antar negara.
"Hal ini sontak mempengaruhi harga-harga komoditas, ditambah kemungkinan resesi yang akan terjadi dan kemunduran menuju deglobalisasi. Belum lagi krisis kesehatan yang masih menghantui kita semua yang dapat memperparah kondisi dunia dalam beberapa waktu ke depan," ungkap Luhut.
RI Gelar KTT G20Dalam catatan panjangnya, Luhut juga mengatakan di tengah ketidakpastian yang dialami seluruh negara saat ini, Indonesia mendapatkan kehormatan sekaligus kesempatan untuk menyelenggarakan KTT G20 2022 di Bali.
"Dalam sepuluh hari ke depan, negara-negara dengan perekonomian besar di dunia akan duduk bersama, berdialog dan berdiskusi sambil menekankan pentingnya kerja sama demi pemulihan dunia yang inklusif dan saling berkolaborasi di antara sesama anggotanya, yang diharapkan menghasilkan solusi atas permasalahan dunia saat ini," ungkap Luhut.
Gelaran itu akan dihadiri oleh 19 negara anggota dan satu organisasi regional Uni Eropa yang secara kolektif merepresentasikan 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia. Indonesia juga akan mengundang negara-negara sahabat di kawasan Afrika dan negara kepulauan lainnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Sentimen: negatif (95.5%)