Rupiah Terus Melemah, Ini Titah OJK ke Bank Cs
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia harus waspada terhadap adanya risiko pelemahan rupiah berlanjut. Hal ini diketahui sebagai dampak dari kenaikan permintaan kredit dalam bentuk valuta asing, terutama dolar Amerika Serikat (AS).
Per Jumat, 4 November 2022, pukul 14.59 WIB, Refinitiv mencatat dolar kembali perkasa, naik 0,25% ke Rp15.735 per dolar AS.
Untuk itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar beberapa waktu lalu mengatakan OJK memerintahkan lembaga jasa keuangan untuk memperkuat modal dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
"OJK akan memperkuat lembaga jasa keuangan dengan meminta lembaga-lembaga ini memperkuat permodalan dan CKPN untuk bersiap dalam skenario yang lebih buruk dari kenaikan risiko kredit pembiayaan dan peningkatan buffer untuk mitigasi risiko likuiditas," ujarnya, dikutip Sabtu, (5/11/2022).
Tidak hanya itu, OJK juga mendorong perusahaan untuk menjaga sumber pendanaan demi mengantisipasi keterkaitan ruang likuiditas di sektor perbankan dengan akselerasi pertumbuhan kredit.
OJK menyadari, beberapa waktu belakangan ada penarikan valuta asing (valas), khususnya dolar AS dalam jumlah besar di lembaga jasa keuangan seperti perbankan dan lainnya.
Hal itu yang membuat OJK kemudian terus mengevaluasi paparan valuta asing di lembaga jasa keuangan di tengah penguatan dolar AS.
Diketahui pada September 2022, pertumbuhan kredit tumbuh double digit atau sebesar 18,1%, sementara pertumbuhan penghimpunan DPK valas hanya mencapai 8,4%.
Hal ini cukup menjadi perhatian. Pasalnya, ekspor Indonesia melonjak drastis akan tetapi tidak menunjukkan aliran yang signifikan ke dalam lembaga jasa keuangan.
[-]
-
Pengumuman! MA Lantik Bos Baru OJK Mahendra Cs 20 Juli 2022(dce)
Sentimen: negatif (84.2%)